Selasa, 25 Oktober 2011

Tujuh Satria (Pemimpin) Negeri ini, Siapa yang Ke-7?

Standard
Tujuh “Satrio Piningit” Pemimpin Besar Negara Indonesia

Tujuh bukanlah angka yang keramat seperti angka tiga belas (angka sial) menurut versi dari berbagai kalangan. Angka tujuh merupakan angka keberuntungan Cristiano Ronaldo saat masih memakai seragam MU, gocekan yang dahsyat dan gol-gol yang spektakuler di ciptakan oleh pemain yang mempunyai nomor punggung tujuh ini. Disini saya tidak akan membahas tentang ini. Apa yang anda tahu dengan angka tujuh? Keberuntungan layaknya C. Ronaldo, ataukah sebaliknya?
Konon, ada 7 “satrio piningit”(jawa.red) atau dalam bahasa indonesianya adalah Satria Piningit yang muncul sebagai tokoh yang kemudian hari memerintah seluas wilayah “bekas” kerajaan Majapahit, berkenaan dengan itu banyak kalangan yang mencoba menafsirkan ke-tujuh satrio piningit tersebut. Ke-tujuh satrio piningit tersebut adalah :
1.       Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro
Soekarno atau yang kerap disapa Bung Karno. Tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro) pada masa kolonial Belanda saat menjajah negeri ini. Beliau akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor diseluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soekarno, proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia yang juga pemimpin besar revolusi dan pemimpin rezim orde lama. Berkuasa tahun 1945-1967.
2.       Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar
Tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga berwibawa/ditakuti (wibowo), namun akan mengalami suatu keadaan selalau dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan/kesalahan (kesandung kesampar). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden kedua Indonesia dan pemimpin rezim orde bar yan ditakuti. Brkuasa tahun 1967-1998.
3.       Satrio Jinumput Sumela Atur
Tokoh pemimpin yang diangkat/terpungut (jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (sumela atur). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden ketiga Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1998-1999.
4.       Satrio Lelono Tapa Ngrame
Tokoh pemimpin yang suka mengembara/keliling dunia (lelono) akan tetapi dia juga seorang yang mempunyai tingkat kejiwaan religious yan cukup/rohaniawan (tapa ngrame). Tokoh yan dimaksud dan ditafsirkan sebgai KH. Abdurrahman Wahid (gus dur), Presiden Keempat Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1999-2000.
5.       Satrio Piningit Hamong Tuwuh
Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (hamong tuwuh). Tokoh yang dimaksud ini tidak lain adalah Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republic Indonesia. Berkuasa tahun 2000-2004.
6.       Satrio Boyong Pambukaning Gapuro
             Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (boyong/dari menteri menjadi presiden) dan akan menjadi peletak dasar pembuka gerbang menuju zaman keemasan (pambukaning gapuro). Banyak pihak yang meyakini tafsir dari tokoh yang dimaksud adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan selamat memimpn bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan dengan kekuatan sang saria piningit atau setidaknya dengan spiritualitas sejati satria piningit yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak. Mengandalkan para birokrat dan teknokrat saja tak akan mampu menyelenggarakan pemerintahan dengan baik. Ancaman bencana alam, disintergrasi bangsa dan anarkhisme seiring prahara yang terus terjadi akan memandulkan kebijakan yang diambil.
7.       Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu
Siapakah satrio ini? Sampai sekarang belum diketahui siapa dan dari mana dia akan berasal. Gambarannya, (dia.red) tokoh pemimpin yang amat sangat religious sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang resi Begawan (pinandhito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum/petunjuk yang maha kuasa, dengan selalu bersandar hanya kepada yang maha kuasa, bangsa ini akan mencapai keemasan yang sejati.

Penafsiran datas seperti apa yan telah diramalkan oleh Prabu Joyoboyo yaitu suku kata Notonogoro (menyusun Negara). Wallahua’lam… Hanya Tuhan Maha Tahu untuk semua yang terbaik diberikan kepada makhluknya.

Note      : Sumber dari buku Ramalan Joyoboyo dalam bab Notonogoro (menyusun Negara)

0 komentar: