Senin, 31 Januari 2011

Diarry-ku 2

Standard
                     Berbicara tentang diskusi kehidupan terutamanya kehidupanku pada hari ini (31 januari 2011). Aku bersyukur masih bisa menghembuskan nafas sampai detik ini.. detik dimana aku terduduk didepan layar yang terkembang, dengan jari jemari yang lihai menari2 diatas keypad laptop. kenapa aku berbicara demikian, ya terutamanya sebagai mahasiswa.. hehehe jika akhir bulan seperti ini atau dipenghujung akhir bulan memasuki era bulan baru, masalah klasik selalu menyapa dan menjelma menjadi sebuah ancaman. Ya, ancaman! kadang aku juga menyebutnya ancaman, terkadang juga aku menyebutya sahabat tergantung bagaimana perasaaan dan keadaan yang aku alami... masalah klasik ibarat pengembara yang kehabisan bekal..

                     Tentunya kalian tahu apa masalahnya, iya benar! U.A.N.G, uang yang makin habis bahkan uaang gak ada yang kesisa membuat diri ini menangis... hahaha *tak secengeng itu. Sebenarnya Apa sih itu uang, meski aku tau uang bukanlah segalanya namun uang adalah bagian dari kebahagian dan kebutuhan.up..
kembali lagi ke dalam catatanku hari ini hari dan penghujung bulan yang sangat kritis bagi kelangsungan hidupku, tak memegang uang sepeserpun ... hanya ada Rp. 0 ... dasar kadang uang memang kejam... hahahha
tapi tak aalah yang penting aku masih hidup hari ini bahkan juga esok dan seterusnya sebelum  Sang malaikat mengajakku terbang bersamanya....

Siapa Gadis Pemilik Mata Biru Itu?

Standard
Terlukis sebuah lembar kisah dihatiku
Mata yang indah nan menyejukkan
Pada sebuah ranting daun yang mulai meranggas dikala musim panas
Seperti sungai yang mengalir begitu tenang namun menenggelamkan

Ketika itu mata kita saling menatap
Sekejap namun penuh arti
Pandangan yang begitu sayu namun menyimpan beribu kebahagian
Dan berikutnya pun seperti biasa
Memandangmu dari kejauhan namun begitu menyenangkan
Setiap detik dalam pikirku adalah bayangmu
Setiap kata yang tak terucap adalah namamu

Pada rembulan yang memberikan sinar pada kegelapan
Dapatkah engkau pertemukan aku dan dia di altar singgasanamu?
Kepada gadis yang mempunyai mata biru nan indah
Sekejap saja….
Tak ada pintaku yang lain selain itu…
Tatapan itu, mata itu menyimpan surga untukku,
Untuk masa depanku dan kebahagiaanku
Terlalu dinikah aku mengucap semua ini?

Bogor 31 januari 2010

Siapa Gadis Pemilik Mata Biru Itu?

Standard
Terlukis sebuah lembar kisah dihatiku
Mata yang indah nan menyejukkan
Pada sebuah ranting daun yang mulai meranggas dikala musim panas
Seperti sungai yang mengalir begitu tenang namun menenggelamkan

Ketika itu mata kita saling menatap
Sekejap namun penuh arti
Pandangan yang begitu sayu namun menyimpan beribu kebahagian
Dan berikutnya pun seperti biasa
Memandangmu dari kejauhan namun begitu menyenangkan
Setiap detik dalam pikirku adalah bayangmu
Setiap kata yang tak terucap adalah namamu

Pada rembulan yang memberikan sinar pada kegelapan
Dapatkah engkau pertemukan aku dan dia di altar singgasanamu?
Kepada gadis yang mempunyai mata biru nan indah
Sekejap saja….
Tak ada pintaku yang lain selain itu…
Tatapan itu, mata itu menyimpan surga untukku,
Untuk masa depanku dan kebahagiaanku
Terlalu dinikah aku mengucap semua ini?

Bogor 31 januari 2010

Minggu, 30 Januari 2011

Diarry-ku

Standard

Kembali lagi dengan satu hal yang sampai saat ini, sampai detik dimana aku menorehkan tulisan ini. Banyak orang2 yang ingin aku untuk berubah, tentunya berubah menjadi lebih baik. Namun aku yang melakoninya dengan dan harus bagaimana untuk berubah! berubah yang seperti apa? menjadi yang bagaimana? aku tahu mereka semua yang berbicara dan menginginkan aku untuk berubah sangat care dan sangat lebih perhatian terhadapku. Terima kasih yang teramat sangat, bahkan sampai kata maaf ini terucap hingga aku menghembuskan nafas terakhirpun masih tak cukup sebanding dengan kata2 dan harapan orang2 dan bahkan teman2 yang ingin aku berubah. Namun maaf sekali, aku belum bisa untuk menjadi berubah, karena bukannya aku beralibi atau membual dan mengejawentahkan perkataan teman2 semua. Aku masih belum paham dan mengerti dengan semua kata2 itu, mungkin terlalu dini dan terlalu bodoh untuk mengartikannya.
Terima kasih untuk semua harap dan keinginan yang telah mengalir dan memenuhi diskusi pikiranku, nanti pada waktu dan moment yang tepat "hidayah" itu datang, cepat atau lambat... dengan segenap hati dan ketulusan jiwa saya akan mencobanya...

Bogor, 31 Januari 2011

Life like butterfly

Standard
Life like butterfly
Sungguh tiada sesuatu yang begitu indah tanpa sebab
Pasti semuanya berujung dan berjalan dalam alur
Seperti kepakan sayap sang kupu-kupu
Mewarnai indah setiap bunga yang bermekaran
Bagai mahkota raja dengan kilauan emasnya

Life like butterfly
Banyak cerita dan intisari dalam hidup
Seperti sebuah metamorforsa panjang sang kupu-kupu
Dari semula ulat yang dimusuhi para petani, jijik sekaligus hama
Berkembang menjadi kepompong yang menanti dalam kehidupan serba gelap dan terjal
Untuk perubahan yang sempurna, sabar dan ikhlas menanti
Hingga di penghujung waktu yang indah itu datang

Lahir bagai titisan dewa
Yang bersemayam dalam rahim kantung berbulu
Dahsyat begitu agung nan indah
Kepakan sayap-sayap yang tak urung membuat manusia iri
Bahkan hasut untuk memilikinya
Life like butterfly….
So beautiful and amazing properties of God

Bogor, 13 Januari 2011

Siapa?

Standard
Semua yang telah berlalu adalah diskusi usang
Diskusi jenuh yang terangsang muncul kembali kepermukaan
Masih teringat jelas waktu silam,
Hari-hari yang indah, senyuman yang manis dan gelak tawa riuh
Seperti gemerlap lampu disco yang bertabur cahaya,
Begitulah kisahku diujung penat,

Gulir waktu yang kini mulai meranum
Semua yang pernah ada kini tak lagi terasa
Bahkan tak sedikitpun teraba
Mengapa..??
Dipusingkan masalah akademik yang membelenggu,
Dipusingkan maslah keluarga,
Atau sibuk sendiri dengan sang terkasih,
Hah, semuanya alibi kosong membela diri,
Siapa dan maunya apa disalahkan?

Pihak tergugat dan pengugat tak mau disalahkan
Anjingpun ikut menggonggong ramai,
Bagai ribut pasar dikala fajar,
Hahaha ngawur semua…..

Bogor, 15 januari 2011

Tulisan tak berarti

Standard
Masih terasa singkat,
Setiap nafas, detik dan waktu yang terus bergulir
Masih sama dengan irama yang monoton
Seperti kisah Cinderella yang kehilangan sepatu kacanya,
Seperti itu, tetap tak ada variasi yang ditawarkan,
Kadang sempat merasa bosan dengan hidup seperti ini-ini saja
Begitu-begitu saja,
Ibarat kata mati segan hidup pun tak mau,
Bingung, coba mau yang mana ? tawaran yang bodoh..!!
Sebodoh keledai dungu yang terus berjalan lurus tanpa melihat arah,
Damn…. Umpat kesal yang sering mewarnai bibir berlapis nikotin ini,
Dan sekarang aku juga bingung mau menulis apa lagi…
Dasar keledai….!!
Hahahahahahahha…..
Dan kenapa sekarang aku malah memaki diriku sendiri,
Bukan tanpa alasan dan tanpa energi…
Jika aku disuruh untuk berteriak sekencang kuda,
Pasti kaca rumah tetangga pada pecah
Dan mereka akan meminta ganti padaku….
Repot….
Ah sudahlah tulisan tak berarti ini….
Daripada tambah ngawur dan gak bermakna mending aku tampar mukaku sendiri,,,
Biar kalian senang….

Bogor, 12 Januari 2011

Berbicara Tentang Masa Silamku

Standard
Sebuah dedikasi yang patut kupersembahkan kepada teman2 dan keluargaku atau Keluarga keduaku "CSS MoRA IPB '46) sebuah karangan yang mungkin saja penting dan mungkin saja gak berguna. Sebuah cerpen yang menurutku sangat berarti dimasa silamku, sekarang dan mendatang... aku memberinya judul Curhatku…!! (Curahan Hati Perjalanan Panjang Matrikulasi Bersama Keluarga Keduaku”CSS ‘46, silahkan menyimaknya dan membacanya semoga menginspirasi kita semua terutamnya untuk keluargaku,...

Curhatku…!! (Curahan Hati Perjalanan Panjang Matrikulasi Bersama Keluarga Keduaku”CSS ‘46)

Bercerita tentang sesuatu hal yang mungkin dianggap dan bahkan mungkin juga terabaikan. Bercerita tentang kebersamaan dalam suatu nilai yang tinngi dan mempunyai kesadaran untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing individu yang ada dalam satu kesatuan membentuk sebuah keluarga. Ya,, aku menyebutnya keluarga tanpa mempedulikan apa yang orang lain tahu dan bagaimana cara mereka memaknai arti keluarga.
Senja temaram di sore itu yang masih terbungkus sinar merah saga. Duduk termenung diriku seorang diri, diatas kursi reot pun usang. Setiap hari, disetiap senja. entah apa yang aku lakukan aku sendiri tak tahu menahu dengan kebiasaan ini. Namun ini yang membuatku bisa dan mengerti dengan hikmah apa yang hari ini aku jalani seharian. Sedih, bahagia, buruk dan baik aku bisa mencernanya matang-matang tanpa rasa paksaan, bahkan aku justru merasa senang dan bahagia. Ditemani sebatang rokok dan secangkir kopi hangat aduh syahdunya. Teringat suatu kisah tentang aku dan keluarga keduaku. Yah, aku dan keluarga keduaku tentunya,aku biasa menyebutnya Keluarga CSS ’46 IPB sebuah pengalaman yang berharga dan sangat mengena sekali didalam hati yang sampai saat ini masih terekam jelas dalam ingatan. Semua kisah itu tersusun rapi dalam catatan harianku. Catatan yang setia menemaniku setiap malam sebelum ku terlelap dalam buain selimut malam yang indah.
10 Juni 2009 : - Sebuah perjalanan awalku untuk menggapai semua mimpi-mimpi, - Aku diterima di IPB lewat jalur BUD, - Keluarga Baru CSS ‘46
13 Juni 2009 : - Sebuah pengalaman dan amanah baru yang akan menjadi pengalaman dan keseriusanku sebagai komti CSS 46 IPB, - begitu indahnya hari ini bersama keluarga baruku


Tak sesingkat waktu yang terus berjalan di dalam alur yang sudah terlukis oleh sang Rabb, hari-hari yang terlampaui penuh dengan diskusi dan secercah keluh kesah layaknya sifat fitrah manusia yang terus mengeluh jika selalu diuji Sang Kuasa, namun semua adalah proses metamorforsa untuk mencapai puncak tertinggi kenikmatan kelak. Senyum, tawa, kelakar keluarga baru adalah penghias yang sempurna dibalik semua penat yang tersumbat ditenggorokan bagai dahaga yang tak tertahankan. Memang benar adanya jika amanah ini sedikit banyak telah menyita perhatian dan waktu untuk terus berkarya mengukir prestasi di perjalanan matrikulasi selama dua bulan ini, meski ku akui aku ini bukan orang pandai seperti teman-temanku yang lain. Dogma-dogma itu yang justru menjadikan aku kuat untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik diantara yang paling baik.

28 Juni 2009 : - Terimakasih untuk kakak kelas dan teman2 semuanya untuk hari ini, sungguh outbond yang menyenangkan, - Introduksi terbaik dan bahkan tak ada duanya
11 Juli 2009 : - Fieldtrip ke Danau Lido dan Pabrik Yakult setelah UAS. Mantabvvv..!! – pengalaman baru bersama keluarga Baru, - Kangen dengan Ayah dan Ibu dirumah, tapi…..
12 Juli 2009 : - Ternyata satu bulan lebih belum saling mengenal, - gagasan hebat untuk mempererat kita semua, terima kasih yang tak terhingga untuk pendamping (kak Muna, kak Misbah, kak Nailul, kak Linda, Kak Tika, dan Mbak Umi)


Lihatlah mentari setiap pagi cahyanya nan gemilang penuh arti menuntun bernyanyi, mengajak menari ceria, gembira selamanya. Harapan itu ada, duka pun sama membayang tidak untuk hari ini saja berarak mengiringi ayunan langkah gapailah semua yang ada dengan jemari tangan yang lembut sebelum bunga rampai menghiasi tanah merah sebab sesal tak akan menjadi juru selamat. Sebersit asa dan pikir pernah bisakah aku dan teman-temanku menjadi orang yang besar dengan kebesarannya menjadi koloni bintang yang diturunkan kebumi untuk suatu perubahan ? Hakikat bintang yang bersinar terang dan mengagumkan setiap mata yang memandang memberikan kedamaian dihati.

25-26 Juli 2009 : - Bertemu dengan orang2 hebat dari Departemen Agama, - Terimakasih untuk semua yang telah kami dapatkan, semoga menjadi berkah untuk Bapak dan Ibu, - materi visi dan misi itu menggugahku untuk menjadi bisa lebih, - Rancamaya digoyang… hehe :-P
28 Juli 2009 : - Kesal banget dengan kata evaluasi, jengkel. – memang kami yang melakukan kesalahan tapi seharusnya nggak seperti itu,, !! – Aku goblok nggak bisa menjadi leader yang baik… bodoh !!
1 Agustus 2009 : - Awal bulan yang menyedihkan, semoga perjalanan siang tadi keliling bersama-sama ke asrama TPB bersama kakak kelas dan pengurus CSS MoRA IPB tak menjadi awal kerenggangan dan rasa kekeluargaan kita terhapuskan.


Sunyi senyap tak ada lagi kasih, tak ada lagi sayang semuanya berlalu begitu cepat bersemayam dalam mimpi, dengan hari tanpa siang, tanpa malam, sendiri! Aku takut aku tak bisa menjadi pemimpin yang baik sebelum kita semuanya terpisah diantara dinding-dinding beton yang menjulang tinggi dimana itu akan menjadi tempat berteduh dan mengadu kami setahun lamanya. Aku takut tak dapat bertemu, berbagi, tertawa, sedih dan bertukar pikir bersama keluargaku CSS ’46 IPB. Namun satu kalimat yang aku ingat oleh seseorang yang pernah membagi pengalamannya padaku yang sampai saat ini masih terpatri dalam diskusi pikirku adalah “memang benar adanya perpisahan itu menyakitkan dan bahkan amat terasa perih. Namun satu hal yang harus kamu tahu. Perpisahan itu untuk siapa? Demi siapa? Dan harus bagaimana? Cobalah berpikir dan bersikap layaknya orang dewasa. Ingat itu semua !!”. Kata-kata yang begitu mengena dan berenergi.

4 Agustus 2009 : - Dua bulan berlalu, sebuah perjalanan yang tak singkat untuk bertempur di medan UAS, bak panglima berkuda kami melahap semua soal ! Ganas.. – semoga mendapat yang terbaik….!!
12 Agustus 2009 : - berpisah untuk suatu awal yang indah, - masuk asrama menjadi topic yang hitam di hati kami, - teman baru, - Keluargaku (CSS ’46) aku kangen canda kalian semua…


Dan semuanya akan terangkai menjadi beribu kenangan yang indah dalam masa-masa yang akan terlewati nanti. Semua yang telah terkulum baik pahit, manis, getir dan luka adalah symphoni kehidupan yang mewarnai setiap sudut urain nyata kegiatan ataupun sketsa dalam bayang semu dunia ini. Terutama dalam sebuah keluarga, lebih khusus lagi keluarga keduaku CSS ’46 IPB. Terimaksih atas warna yang telah kalian berikan di lembaran kisah hebat hari-hariku. Matrikulasi itu adalah awal yang membuatku tak bisa melupakan dan meninggalkan kalian semuanya. Terima kasih atas semuanya, dan maaf untuk kesalahan yang telah banyak kuperbuat pada kalian semua.

Jumat, 28 Januari 2011

Tentang Hari ini dan Aku

Standard
Bercerita kehidupanku hari ini, mulai dari bangun pagi (ops... maksudnya siang), kekamar mandi, nyeduh secangkir kopi ditemani sebatang rokok yang membalur bibir tipisku sambil maen game. Setiap hari hanya seperti ini, monoton! Stagnan! hanya jalan ditempat. kadang aku ngerasa bosan dengan hidup yang serba begini2 saja dan itu2 saja. kadang aku ingin berubah! ya.. berubah, namun itu sampai sekarang hanya menjadi sebatas keinginan belaka, tak ada yang terealisasi dan aplikasi nyata yang kulakukan untuk berubah. nggak tahu mengapa dan harus bagaimana aku menyikapinya...
hmmmm.... sering kali aku mencaci dan memaki diriku sendiri, tanpa batasan dan dogma2. tapi apa? cacain itu hanya sebatas cacian yang melambung ke angkasa pikiranku dan lalu hilang entah kemana rimbanya.....
kapan aku dan hari ini mempunyai warna yang berbeda??? apakah sampai keinginanku membusuk??
semoga saja tidak....

Kamis, 27 Januari 2011

Cinta dan persahabatan

Standard
Akhirnya bahagia itupun menjemput
Disuatu malam yang bertabur bintang
Dibalik ketakutan yang menjelma raksasa
Dibalik gundah yang menguntit gulana

Benar adanya bahagia dating tepat waktu
Bukan seperti polisi india yang selalu dating telat
Bukan juga sepertiku yang selalu bangun kesiangan
Hahahaha….

Bahagia itu akhirnya datang juga,
Bukan untukku, bukan untuk mereka
Bukan juga untuk kalian
Tapi untukmu…
Wahai sahabatku…
Jaga dia seperti kau menjaga persahabatan ini,
Memang benar adanya dia yang terbaik untukmu…


Bogor, 24 januari 2011

Selasa, 25 Januari 2011

Tak Mungkin

Standard
Tak mungkin bisa mimpi yang membusuk itu
Ku sepuh tanpa tanya dan bagaimana
Dan kenangan yang telah meranggas di ringkih hati itu
Aku kulum mesra kembali menuai harap
Segalanya akan seperti sedia
Karena apa yang tertingal
Seperti sisa jejak kaki dibibir pantai
Hilang dan lenyap ditelan ombak

Sekarang, aku hanya bisa bersenandung menyerpih pilu
Membuat segenap awan melayang bebas mencabik khatulistiwa
Seraya menyimpan asa dan rindu dibalik seribu diam
Pada hajat keheningan yang merayap lambat
Pada sayup melodi lagu yang pernah aku lantunkan
Bergema lirih kedalam gerbong kosong sanubari
Karena apa yang kini ada
Adalah tempat dimana angin segala musim bertiup
Dan arus semua sungai bermuara
Kerap membuatku gampang menentukan pilihan
Meniti samar bayang masa depan ataukah menggenggam nostalgia
Dan pada akhirnya karam bersamanya

Bogor 24 januari 2011

Cita Seonggok Sampah

Standard
Sadarkah aku kalau aku ini hanyalah seonggok sampah
Ternyata aku baru sadar itu
Kemana saja aku selama ini?
Pertanyaan yang bodoh!
Dan tak perlu jawaban yang mengagumkan dariku atau dari siapapun,
Cukup untukku menelan mentah semua ini
Bahkan kalau perlu aku memasaknya dulu biar tampak matang,
Apa bisa? Tanya kalian serentak, aku yakin itu…
Tidak susah, karena aku sampah yang gemar berimajinasi
Semua alat bisa kuciptakan tanpa susah payah
Sekarang aku justru ingin balik bertanya,
Sampah ini aku atau kalian?
Tak mungkin sampah bisa merangkai kata bak puisi para pujangga layak Chairil Anwar
Ah, sudahlah lupakan tentang siapa yang pantas jadi sampah
Aku hanya ingin bercerita tentang diriku, seonggok sampah yang punya mimpi
Mempunyai sederet keinginan yang musti aku capai
Kutulis dan kutempel di dinding tua kamarku yang usang
Satu persatu ku coret ketika aku berhasil menggapainya
Bukannya aku seonggok sampah yang sombong!!
Aku bercerita bukan untuk sombong,
Itu menurut kalian bukan menurutku
Aku hanya ingin berbagi…
Cita seonggok sampah yang dianggap sebelah mata oleh banyak mata,
Bogor, 20 Januari 2011