Jumat, 23 Desember 2011

Dear God (Part II)

Standard
Kembali pada hari yang telah terlewati setelah kemarin. Tepatnya setelah aku menuliskan sesuatu untuknya. Entah dia mengerti atau memang pura-pura tidak mau tahu tentang semua ini. Atau hanya perasaanku saja yang terlalu berlebih akan semua yang mengaliri kini? ataukah gadis kecil itu terlalu polos untuk mencerna kata-kata itu? entah harus mulai darimana aku menjabarkan dan mengatakan semua itu. Terlalu rumit dan bahkan menjadikan aku berhenti ditempat.
Sekilas bayang hanyalah ilusi yang berhasil merapat dalam imaji. Sebuah perseteruan hebat antara kesadaran dan mimpi yang tergadai. Kapankah semua harus berakhir dan menemukan suatu titik terang yang gamblang. tanpa adanya penjelasan yang memburai panjang dan skeptis. Sebelum senja hilang ditelan malam aku mencoba mengirimkan sebaris kalimat lewat ponsel kecilku. intinya hanyalah ucapan maaf dan terimakasih untuk semua hal yang secara tersirat telah gadis kecil itu berikan untukku.  Namun semuanya kembali pada titik awal yang sama. Balasan yang kudapatkan hanyalah perkataan polos yang begitu saja hadir “maaf untuk apa? terimakasih untuk apa? aku bingung ka, tuing tuing tuing”. Hanya itu yang mengalir dan mendiskusi pada senja yang mulai berganti malam.
Memang yang terlukiskan tidak akan selalu abadi dalam bingkai. Kadangkala ada waktunya tinta itu luntur karena zaman yang semakin tua. Sebenarnya harus kuanggap sebagai apa perasaan ini terhadapnya. sungguh ketidak jelasan yang menggelayut mesra dalam sadarku. Apakah aku terlalu skeptis dan apatis memaksa ini. Apakah aku terlalu berlebih dan melebihkan. Hanya bejana hati yang kini tinggal dalam palung hati. Tiada kutahu isinya apa dan untuk apa. Bagaimana aku harus berbuat. Huh, sampah zaman yang harus dibakar dan dimusnahkan.
Sumpah aku bingung harus mengungkap apa terhadapmu,
Apa yang harus ku urai terhadapmu,
Wahai gadis kecil pemilik keceriaan yang tiada duanya….

Bogor, 21 Desember 2011
Noktah Kebingungan

Rabu, 21 Desember 2011

Dear God

Standard
Memang semua yang ada telah menjadikan kita dalam skema sebuah segitiga yang tak diharapkan dalam suatu hubungan. Tiga titik yang apik dan bersinergis acap kali membawa sesuatu warna yang beda dalam sebuah hubungan. Entah itu indah, buruk, tawa, tangis dan pastinya luka. Andai saja waktu itu aku tak bertemu denganmu. Pastinya hal ini tak akan terjadi. Andai saja waktu itu aku tak memberanikan diri meminta nomer kontakmu dan menuliskan pesan untukmu. Pasti semuanya tidak akan berkembang menjadi begini. Saat dimana kau masih berdua dengannya. Berbalut dalam mahligai kasih yang indah. Saat dimana aku juga masih berdua dengan kekasihku. Menjalin rajutan kasih yang hampir terkoyak.
Andai saja waktu dapat kuputar kembali ke masa silam. Mungkin tak ada kata dan tak ada hati yang kutaruh padamu. Hidup emang rumit, serumit mencari jarum dalam tumpukan jerami. Cinta memang aneh, seaneh burung camar yang hinggap di pekarangan rumah. Namun, dibalik sesuatu yang terjadi kini aku paham akan tulisan dan perjalanan hidup yang panjang. Bahwa segala sesuatunya itu mungkin. Terimakasih tuhan, dengan kuasamu kau telah kirimkan malaikat yang berhasil memanahkan cinta hatiku padanya. Seorang gadis yang baru kukenal beberapa purnama. Dia kecil, wajahnya rapuh namun senyum dan candanya yang begitu kuat melekat dalam setiap pandangan yang berhasil memagut setiap mata yang memandangnya. Kenapa aku arus berbicara tentang cinta disini. Klise yang seharunya tak pantas aku ucap. BODOH!!! Sebodoh itulah aku,
Seperti matahari yang hilang ditelan senja. seperti itulah aku harus pergi dan merelakan semua keindahan yang telah gadis kecil itu tawarkan padaku. Tidak mungkin aku mengharap sesuatu jika aku sendiri sekarang telah mendapatkan sesuatu itu yaitu dia kekasihku. Meskipun aku tak bisa menjadikan gadis kecil itu ratu dalam kerajaan hatiku. tak bisa menjadikan dia yang melahirkan anak-anakku dari rahimnya. Aku bersyukur atas rasa yang ada padaku dan mulai kututup rapat-rapat. Perlahan namun pasti aku berhasil menjauh darinya, Gadis kecil itupun nampaknya merasakan hal yang sama sepertiku. Entah mungkin aku terlalu munafik untuk mengatakan hal ini. Satu hal yang tak bisa ditinggalkan  sang kumbang dari mahkota bunga yang menciptakan setetes madu manis untuknya.
Pesan singkat yang kadang setiap malam aku kirimkan untuknya. Hanya untuk memberikan sesuatu hal yang mungkin tidak dibutuhkan oleh gadis kecil itu. Pesan singkatku ketika menjelang malam berakhir atau ketika matahari mulai meninggi diatas kepala mungkin telah memenuhi keranjang sampah dalam inboknya.  Mungkin hanya itu yang dapat kuberikan saat ini. Terlepas dari semua hal yang mungkin membuatnya bertanya dan bosan akan kehadiran pesan singkat dariku. Semoga dia tidak berubah pandangan terhadapku. Gadis kecil yang akan terus menjadi gadis kecil yang penuh semangat dan kemauan. Raihlah apa yang kamu inginkan, Hinga sang bintang akan turun dan menemanimu. Gapailah semua angan dan mimpimu, meskipun itu sesulit apapun. Perjalanan hidup ini tidaklah pendek. Semoga ujian akhir semester ini gadis kecil itu mendapatkan hasil yang terbaik. Diatas semua yang telah dia usahakan dan upayakan.
Hanya itu saja tuhan yang mungkin aku katakan padamu. Aku harap Tuhanku dapat memberinya kemudahan untuk menjalaninya semua dan terimakasih untuk semua yang telah engkau berikan padaku memalui malaikat-malaikat yang sering datang menemuiku. Semoga hari-hari esok yang terjalani menjadi biasa dan sangat biasa. Ketika tak bertemu dan ketika berjumpa dengannya kembali. Tak ada kata lagi yang dapat kutuliskan dalam lembaran ini. Terima kasih Tuhan, telah mau menjadi teman terbaik dan tempatku berkeluh kesah.


Bogor, 20 Desember 2011 (15:36)
Noktah Tuhan melalui Malaikatnya

Kamis, 01 Desember 2011

Ambigu

Standard
perjalanan singkat malam tadi,
sebersit senyum yang terlambai darinya
namun hanya secarik wajah yang terlukis
lainnnya hanyalah muka yang berpaling mentap jauh
entah disudut mana
diramainya rintik hujan yang terus datang membasahi

aromanya yang khas
senyumnya yang sekilas
telah sedikit banyak mengobati
hati yang selalu bertanya dan tercabik oleh angkara
hari-hari yang terasa lama seketika

waktu terus berjalan dalam pasung belenggu malam
berubah dan mengubah arti yang ada
dibalik layar yang masih terkembang
dibalik deretan cerita usang yang masih mengaliri
hadirmu sebagai suatu yang baru dalam pencarian

namun hadirnya telah lama mengarungi hari bersamaku
hanya sketsa nada sumbang yang kini tercipta
melodi-melodi indah yang kini terasa pahit
getaran gelombang yang tak karuan menjalari
entah pertanda apa

yang aku tahu sekarang
tentunya kau tela tahu akan ceritaku dengannya
rantaian hari yang telah terkepak bersama dengannya
tentunya kau berpaling
entah apa seharusnya aku menyebutnya
tak ingin menjadi orang yang hadir dalam diskusi panjang perjalananku dengannya

sebuah ambigu yang kini mengalir

30 November 2011

Minggu, 20 November 2011

Dilema? Entah!!!

Standard
Jalanku terhuyung
Lemah menapaki lorong-lorong sempit landai
Meninggalkan tapak-tapak jejak kosong
Kiri…
Kanan…
Hingga, tapak lemahku terhenti dalam suatu bentuk,
Hariku adalah namamu. Hari-hari akhir yang kutuliskan tak lain hanyalah namamu. Menggurat di atas samudera pengharapan yang tandus dan terjal. Entah berapa purnama yang telah terlewati sejak itu. sejak pertemuan pagi itu. mentari memerah menyala, menerangi gelap dan pekat yang menyekat. lakumu, tawamu, candamu adalah mentari. Seringaimu ku anggap tak lebih hanyalah rayuan sang kembang pada sang kumbang untuk singgah.
lakumu yang cantik…
tawamu yang eksotik…
candamu yang nyentrik…
telah menghias kendali purnama yang telah lewat,
Entah ada apa dengan perubahan 180 derajat, entah berubah atau sengaja mengubah. malam-malam yang tak lebih dari satu purnama terasa indah berhias kesejukan tulis manjamu. Kini tiada lagi datang. kini tiada lagi mengalir. Hanya kekosongan yang mengalir pada ujung malam. Atau munglkin hari—hari akhir ini telah mengalir berita itu pada kedua telingamu yang kecil menggantung. Berita yang memang seharusnya ku ungkap dan kutuangkan padamu. Tentang ceritaku dengan dia, untuk hari-hariku yang telah terlewati dengannya. Namun, egoku lebih tinggi menjadi nahkoda atas kendali yang ada pada diriku. Entah suatu kewajaran atau entah apa namanya. Aku tak ingin bercerita padamu tentng berapa purnama yang telah berhasil kugenggam bersamanya. Karena satu hal, satu alasan yang tak perlu lagi untuk dijelaskan.
Entah kenapa para malaikat-malaikat itu menghunuskan rasaku untukmu. Apakah mata para malaikat telah di butakan dengan kecantikanmu yang menyala? Padahal para malaikat telah tahu kalau saat ini aku sedang merangkai hari bersamanya. Meskipun ikatanku dengannya tak sekuat tali baja penangguh bangunan menembus cakrawala.
entah rasa apa yang telah menghunus hatiku
tak dapat kujabarkan
tak dapat ku uraikan
meski dengan kata-kata para pengembara gurun berprahara
Akankah ada badai dalam perjalanan singkat ini. perjalanan yang akan menghangus lantahkan kaki-kaki lemahku yang tak mampu untuk berjalan sendu. Apa yang ada kini jauh dari harapan yang telah tercipta dalam babak baru kehidupanku. Sekali lagi dibalik pikiranku yang selalu di penuhi siksa dan harapan selalu hadir bayangmu dan bayangnya. Akhir-akhir ini, sedihmu adalah sedihku. Ketika melihat sebuah deretan status yang indah aku bahagia melihatnya. Namun sebaliknya jika kau bersedih aku juga turut merasakan apa yang engkau rasakan.
Tuhan tolong jelaskan padaku akan apa yang terjadi ini,
Jelaskan padaku tentang cerita ini,
Tolong aku Tuhan…..

Bogor, 20 November 2011

Rabu, 16 November 2011

titik dan koma hidupku

Standard
Untuk hari kemarin dan detik yang telah terlewati. Tak dapat diulang dan diputar mundur. Esok dan satu detik ke depan tidak dapat ku ketahui dan ku terka sedikitpun. Hanya masa lalu, harapan yang mambahana menjadi penugasa atas diri yang tak punya kuasa apa-apa. Terkadang aku harus berhenti dan terhenti sejenak bahkan lama hingga membuatku jenuh. Itulah titik dalam kehidupanku, namun titik bukan berarti berhenti untuk selamanya, tiada nafas dan tak bergera sedikitpun. Terkadang ada jeda, itulah koma dalam hidupku. Jenuh dan muak untuk mengarungi bahtera kehidupan yang terasa menghimpit dan menyudutkan. Saat itulah aku sadar harus berhenti sejenak dan menunggu momentum yang tepat untuk kembali "beraksi". Kadang roda berada diatas, terkadang juga rodaku berada dibawah. Itulah.... titik dan koma hidupku, mewarnai dan merajai... hha omong kosong (karena yang nyata dapat menjadi ilusi dan yang ilusi bersambut nyata)

Selasa, 08 November 2011

Bukan Aku

Standard
Hari-hari yang kulewati kini tak lebih dari nilai seonggok sampah dipinggiran pasar. Menebarkan bau busuk dan tak bernilai sama sekali.  Entah apa yang ku alami kini di bawah kesadaran yang masih terpatri dalam jiwaku. Sebenarnya apa yang terjadi pada aku ku Tuhan? apa yang telah engkau berikan padaku saat ini? Tuhan aku tak sanggup jika harus seperti ini terus menerus, aku akan hancur berserak tanpa daya. Sudah satu minggu lebih lamanya aku merasakan hal yang tak bisa ku ungkapkan dan kulukiskan dalam kata-kata. Lidahku kelu untuk mengucap, sikapku berubah 180 derajat. Kepada siapa saja, kepada mereka yang mewarnai hari-hariku, apalagi kepada mereka yang belum ku kenal sama  sekali. Aku butuh penjelasanmu Tuhan, aku tak sanggup jika harus lebih lama lagi seperti ini. Berada pada suatu tempat dan waktu yang asing bagiku. Aku yakin diriku sekarang ini bukanlah aku, diriku sekarang ini bukanlah aku yang sutuhnya, diriku sekarang ini adalah orang lain. ragaku memang asli, namun jiwa dan pikiranku sebenarnya bukan aku. Aku yakin itu, yakin seyakin yakinnya bahwa ini memang bukan aku.
Semua yang kulakukan akhir-akhir ini bukan kemauan dan kendaliku. Aku, Arghhhhhhh….. tak dapat lagi aku berujar dengan mantra kosong tanpa arti. “Hei, siapakah gerangan engkau yang menaungi jiwa dan ragaku ini, cepatlah kau keluar dan pergi jauh dari kehidupanku!”. “Apa yang kau minta dariku, sehingga kau begitu kejam membuatku seperti ini? tak cukupkah kau membuatku menderita seperti ini?” Semua yang kulakukan hanyalah kosong. Tak ada makna yang terkandung dalam setiap langkah dan jejak yang tercipta. hanya saja ketidak tahuan yang mengakar pada kebingunganku sendiri.
Tuhan, aku ingin lepas dari belenggu ini. aku ingin lari dan hilang dari semua ini. hari-hari yang tak dapat aku cerna meski kesadaran yang kucipta telah memagutku. Aku ingin bebas, aku ingin kembali lagi seperti dulu, aku ingin ceria, aku ingin tersenyum seperti aku (aku yang dulu). Tegar dan kokoh meski goncangan yang Engkau berikan padaku mampu meruntuhkan Jabal Nur dan menghentikan aliran Sungai Eufrat karena kau ada selalu dalam ridhomu. namun, semuanya kini nampak begitu nyata dan berbeda Tuhan. Aku lemah, aku rapuh, aku tak berdaya menghadapi apa yang engkau berikan, meskipun itu kecil.

Tuhan jawablah semua doa-doaku…
Tuhan bicaralah…..
Tuhan bicaralah….
Aku tak sanggup Tuhan,
Aku tak sanggup jika harus seperti ini….
Again, again and again…
It’s hurt me….
Tuhan semoga Engkau tak tuli…
Aku yakin Engkau tak tuli Tuhan,
Engkau Maha Mendengar…
Aku tahu itu….

Bogor, 11 Oktober 2011

Senin, 31 Oktober 2011

Press Release Forum Koloni Bintang Pembaharu (Curcol abizzzz)

Standard
Senja pun datang seperti biasanya, rasa dingin sudah menusuk kulit yang tak memakai pelindung apapun. Hujan telah membasahi ranting cemara yang kering sejak siang tadi. Sebenarnya aku masih disibukkan hal-hal yang tidak penting menurut semua orang, namun menurutku hal inilah yang bisa memberikan ketenangan dan kedamaian dikala suntuk menyapa diriku yang notabene suka akan kesendirian. Jari jemariku masih disibukkan untuk menekan tombol-tombol keras yang langsung terkoneksi dengan layar computer jinjingku. Suara riuh gaduh penonton memberikanku semangat untuk menjadi nomer satu dalam sebuah liga ternama, tentunya dengan tim kesayangan dan pemain-pemain pilihan.   Membuatku tak sadar dan terhanyut dalam pusara kedamaian yang begitu dalam. Namun, ditengah ketidak sadaranku alarm yang sudah ku setting seminggu sebelumya berbunyi keras dari ponselku. Sempat bingung tadinya darimana suara itu berasal, bergegas ku mencari dari mana sumber suara itu berasal, kudapati layar ponselku menunjukkan peringatan bahwa hari ini ada kumpul. Kumpul koloni bintang css mora ipb 46, akupun tersenyum penuh arti. Akhirnya kuputuskan untuk menyudahi permainanku sore itu.
Harapanku besar pada sore itu, bahan yang jauh hari telah dipersiapkan kembali ku buka untuk mempelajarinya, tentunya dengan harapan dapat memberikan sesuatu yang terbaik untuk teman-temanku. Aku yakin karenya sudah lama wajah-wajah kami tak bersua dan juga berdasar pada pesan singkat yang aku dapatkan bakalan banyak koloni bintang yang akan datang dan ikut berpartisispasi dalam kemajuan CSS 46 dan terutamanya CSS MORA IPB. Tepat setelah adzan magrib berkumanadang aku memutuskan diri untuk berangkat karena biar tidak telat dan mengecewakan teman-teman yang datang lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 18.46 WIB. Tentunya kenapa ada menit 46 dibelakangnya bukan jam 19.00 WIB pada umumnya diskusi sering diselenggarakan, hal ini dikarenakan karena ingin mengingatkan dan sekaligus sebagai pertanda kalau CSS 46 ITU MASIH ADA dan bahkan sangat eksis dalam kontribusinya terhadap CSS MORA.
Tepatnya waktu itu menunjukkan jam 18.30 WIB di ponselku, aku sampai pada tempat kejadian perkara (kortan) tempat yang biasanya digunakan untuk sharing koloni. Ternyata masih belum ada koloni yang nampak (maklumlah belum jam yang ditentukan). Aku membawa harapan besar pada pertemuan malam kali ini dari segi hasil point yang akan dibahas atau dari segi kuantitas teman-teman yang bakal datang karena merujuk dari pesan singkat yang kudapatkan bahwa mereka menyangupi untuk datang. Menit semakin bertambah dan belum juga tampak wajah seorang yang aku kenal sekalipun, adapun yang lewat dan berkeliaran adalah mereka dari orang yang hadir untuk forum lain. Akhirnya harapanku mulai melambung ketika sesosok wajah yang samar kulihat dari kejauhan sepertinya dia ku kenal. Benar saja dia adalah salah satu koloni, tak cukup menunggu lebih lama datanglah koloni yang lain. Hal itulah yang menjadikan semangat dan harapanku malam itu kian melambung tinggi untuk forum diskusi malam kali ini. Kini telah tiga bintang termasuk saya (penulis red.) yang datang dan siap untuk berdiskusi malam ini dengan ditemani rintik kota hujan. Menit semakin berusia tua, jam diponselku pun tak muda lagi menunjuk tepat lebih dari jam tujuh malam ini belum ada koloni yang nampak lagi akhirnya gerombolan pun datang sekitar sepuluh orang akhirnya diputuskan untuk memulai forum pada malam itu dengan sedikit kekecewaan yang kuredam dengan menyanyi ringan shlawat nabi (biar kelihatan santrinya gitu).
Pembahassan yang akan ku bawa dalam forum tak lebih dan tidak kurang sekitar ada 5 point, antara lain;
1.       Mengenai KCB (Ketika CSS Ber-Qurban) Session 2
2.       CSS League 2011 (Penentuan Jendral kontingen : Jendral Tim Futsal ataupun Jendral Kontingen Suporter)
3.       Diskusi Dan Penetapan Penangung Jawab Sharing Fakultas
4.       Penyadaran Kembali mengenai CSS Mora 46 umunya, CSS Mora IPb secara khusunya
5.       Agenda Bulanan Css 46 Koloni Bintang Pembaharu
Pada dasarnya pembahasan diatas adalah merupakan sesuatu yang sangatlah penting menurut kondisi dan psikologi yang ada dan berkembang dalam CSS 46 secara umumnya dan CSS MORA IPB secara khususnya tanpa membatasi koridor dan aspek yang bersangkutan (penulis red).
Pembahsan pun dimulai dan berikutnya langsung kepada hasil yang akan saya (penulis red) paparkan dalam tulisan ini, takutnya jika berbelit akan menimbulkan kontroversi yang akan menyulut kemarahan di beberapa pihak entah itu yang pro atau yang kontra (hehe sok banget ya, maklum alay). Berikut hasil akan dipaparkan dalam bentuk point demi point sesuai koridor yang ada;
Poin Pertama : Mengenai KCB (Ketika Css Ber-Qurban) Session 2
Setelah melalui pemaparan oleh narasumber maka didapatkan hasil bahawa KCB akan di adakan pada tanggal 6 November 2011 dengan rangkain acara sebagai berikut : pertama akan diselenggarakannya Takbir keliling CSS dengan rute (Bateng-bara) yaitu pada malam takbiran. Kumpul di home base CSS Mora IPB yang baru yaitu Bateng (samping alfa mart) pada jam 19.00 dan akan dilanjutkan start jam 19.00 dari Bateng dan ke Bara dan finish atau berakhir di masjid Al-Wustho. Dress code Putra dan putri atasan sama yaitu mengenakan jas css yang berwarna hitam. Bawahan untuk pria menggunakan Sarung dan Putri menggunakan Rok sesuai tema Qurban Sesi dua kali ini yaitu Memsyarakatkan Qurban Dan Berkurban Untuk Masyarakat.
Sesi selanjutnya adalah keesokan harinya (setelah sholat Ied) pemotongan qurban akan dilaksanakan di kontrakan Oscar balebak (kontrakan css 45 atau saudara Abror dan yang lainnya). Setelah pemotongan akan ada pembagian daging qurban kepada masyarakat sekitar kampus dengan system kupon. Pada sore harinya akan dilanjutkan acara bakar sate bersama dan pada malam harinya akan ada makan bersama CSS MORA IPB di ruangan RK. X fahutan yang baru.
Harapannya untuk semua koloni bisa datang dalam rangkaian acara tersebut karena tidak ada kesan tanpa kehadiranmu kawan. (hehe sumpah gak bohong kuq).
Point Kedua : Css League 2011 (Penentuan Jendral Kontingen : Jendral Tim Futsal Ataupun Jendral Kontingen Tim Futsal)
Pembahasan ini dibutuhkan untuk target dari kita semua yaitu pengen mendapatkan termanis (seenggaknya) untuk menjadi juara CSS league tahun ini sebelum tahun depan (2012) yang notabene sudah mulai berkurang anggota tim nya dikarenakan kesibukan dalam penelitian dan skripsi (amien). Oleh karenanya di butuhkan tim menejemen baik dari tim inti dan tim supporter mengingat kesiapan tim dan supporter saling berkaitan.
Hasil pembahasan yang telah dilaksanakan maka dengan dengan ini telah ditetapkan bahwa nama yang saya (penulis red)  tuliskan disini merupakan hasil keputusan bersama yaitu untuk Jendral Kontingen Team Futsal di komandoi oleh Abang Firman Maulana dan penanggung jawab Suporter ada di bawah kreatifitas saudari Laifa Hasinah. Selain nama-nama di atas kita sebagai koloni bintang 46 wajib terutamanya untuk mendukung dan memberikan yang terbaik (utamanya datang) pada waktu kompetisi dimulai. Sementara itu kompetisi sendiri akan di mulai pada tanggal 20 November 2011 yaitu pada hari minggu.  Diharapkan untuk segenap civitas koloni bintang pembaharu memberikan dukungan sepenuhnya dan datang saat kompetisi berlansung demi aliran semangat yan akan memacu untuk team berbuat yang lebih maksimal demi gelar juara yang tahun ini dijadikan target bersama.
Point Ke Tiga : Diskusi Dan Penetapan Penanggung Jawab Sharing Fakultas
Diskusi penetapan penangung jawab sharing fakultas merupakan tajuk utama dalam agenda rapat pada malam itu (30 Oktober 2011) yang dilaksanakan di Koridor tanah. Diskusi dan penetapan penanggung jawab sharing fakultas merupakan agenda rujukan dari keputusan kepemiminan CSS MoRA IPB Kabinet Bersinergi yang bertujuan untuk dijadikan sebagai wadah, sharing keputusan antara anggota lama, anggota baru dan anggota tetap pada masing-masing fakultas. Selain itu juga tujuan diadakannya sharing fakultas adalah mengingat dan mempertegas bahwa kita adalah mahasiswa Beasiswa Utusan Daerah (BUD) yang di danai sepenuhnya oleh Kementrian Agama dan jatah yang diberikan hanyalah jangka waktu 8 semester (4 tahun) TIDAK LEBIH!
Oleh karenanya ditetapkanlah Penanggung Jawab sebagai pengkoordinir untuk masalah terkait di atas. Dibawah ini akan dicantumkan nama-nama yang terpilih oleh suara koloni tiap fakultasnya;
Faperta                : Firman Maulana
FEMA                    : Asilah
FEM                       : Rini
FPIK                       : Nurrokhmatunisa’
Fateta                   : Caesar R
FKH                        : Devi
Fapet                    : Erni A
FMIPA                  : Ria
Fahutan               : Jajang Roni
Nama-nama diatas akan secara langsung bertemu dan berhubungan kepengurusan CSS Mora yang dipegang oleh saudara Khairul Ihsan. Follow up nya agar setiap bulan Minimal menyelenggarakan pertemuan sebulan sekali.
Point Ke Empat : Penyadaran Kembali Mengenai CSS MORA 46 Umunya, CSS MORA IPB secara Khusunya
Secara garis besar dari hierarki susunan kepengurusan CSS MORA IPB sekarang ini tampu kepemimpinan berada di tangan generasi bintang koloni pembaharu yaitu lebih tepatnya di bawah komando saudara Khairul Ihsan dan diwakili oleh Mufassirul Umam. Mereka berdua adalah pemegang amanat yang telah di pilih dan disahkan secara tertulis pada masa jabatan 2011-2012. Secara garis besar bahwasannya mereka adalah anggota koloni bintang yang ada saat ini dan sampai kapan pun dimana mereka berada. Namun, ada satu hal yang tidak perlu ada yang kini terjadi yaitu berkembangnya nilai egoistis dan apatisme yang berkembang dalam rasi bintang pembaharu. Tanpa harus menyebutkan dan menunjuk satu-persatu siapa yang patut dipersalahkan dan dijadikan kambing hitam akan masalah yang ada saat ini. (Life is never flat and life is not so simply) mungkin itu sedikit penggambaran yang sebenarnya tidak perlu dijelaskan dengan kata-kata karena dapat menimbulkan hal yang sangat panjang dan complicated (kayak hubungan aja) hehehe.
Disini seharusnya kita sebagai teman seangkatan harusnya mendukung jalannya kepengurusan. Baik dari kontribusi aktif (mengikuti kepengurusan) ataupun kontribusi pasif (sebagai khalayak yang mendukung dan mensuport jalannya kepengurusan). Hal ini tidak lain tidak bukan hanyalah untuk keselamatan dan keberlanjutan CSS MORA IPB sendiri tentunya. Mengingat sekarang ini adalah masa kepemimpinan angkatan 46 koloni bintang. Sebenarnya saya (penulis red) sudah bosan harus mengulang pembicaraan yang seharusnya tidak perlu ntuk di ungkapkan kembali karena sudah mencapai titik jenuh oleh saudara sekalian (pembaca red.). perlu diketahui kalau dari dalam kita sendiri (CSS 46) saja sendiri sudah seperti ini (tidak solid, udah terpecah dan lainnya) bakal berimbas pada stagnannya kepemimpinan css tahun ini dan akibatnya bisa anfal (hancurnya kepengurusan) meskipun pengurus dan BPH sudah berjuang dan memutarkan otak dengan susah payah. Naudzubillah….
Apakah itu yang kita inginkan?
Apakah itu yang menjadi harapan dan cita-cita besar kita semua?
Melihat dan merasakan CSS MoRA 46 dan CSS Mora ipb hancur dan hanya meninggalkan sisa-sisa puing kepemimpinan pada generasi selanjutnya (CSS MoRA IPB 47).
Apa itu yang di impikan selama ini?
Kata-kata adalah sekedar kata-kata yang tak bernyawa dan berbentuk, kalimat panjang hanyalah hiasan semata dan cacian dan semngat tak akan berguna kalau kita tidak bergerak. Ayolah kawan, tak bosan dan tak jenuh jika aku harus mengingatkan akan ini semua. Seratus kali, seribu kali bahakan kalau perlu jutaan kali aku akan senantiasa mencoba untuk mengingatkan ini semua. Semoga tak bosan dengan kata-kataku ini.
Oleh karenanya marilah kita semua kembali kepada alamamter kita, alamamater santri tercinta CSS MoRA IPB, mari bangkit dan menata kembali css 46 koloni bintang dan memajukan css kita semua dengan kontribusi dan dukungan sepenuh hati. Kita pasti bisa kawan, tidak ada sesuatu yang mustahil kalau kita semua mau berupaya dan saling berjabat tangan menghadapi ini semua. Semoga tak hanya tulisan yang sekali baca dan habis di buang.
Point ke Lima : Agenda bulanan css 46
Agenda ini akan diagendakan selanjutnya dan belum bisa terlaksana pada bulan depan dikarenakan masalah klasik yaitu waktu yang belum tepat. Mengingat beberapa minggu berturut—turut sudah ada agenda yang menunggu bagi temen-temen css semuanya. Di mulai minggu depan adalah idhul adha, selanjutnya acara up grading css mora ipb dan minggu selanjutnya adalah css league.
Kejadian semalam seharusnya tidak terjadi jika seorang komti atau saya (penulis red.) tidak berbicara banayak yang sehingga menimbulkan konflik. Ada banyak mungkin kesalah pahaman terhadap saudari Tuti Alawiyah, oleh karenanya disini saya (penulis red.) mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya baik dari perkataan atau ucapan yang kurang berkenan di hati. Semoga saudari mau membukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.
Sebelum saya menutup atau memberikan konklusi atas semua kata-kata diatas alangkah lebih baiknya saya mohon maaf atas semua kesalah saya baik yang sengaja ataupun tidak, baik dari ucapan atau perbuatan yang telah terlaksana. Tak ada gading yang tak retak, tak ada hujan yan tak jatuh, tak ada kerbau yang mau menyusu sapi (lhoh gak nyambung ya) hehe. Intinya dari sini semua adalah mohon maaf. Dan marilah kita semua membuka diri demi kejayaan css mora 46 khusunya dan lebih utamanya css mora ipb.
Disini kita bertemu lagi…
Disini kita bertemu lagi…
Disini kita bertemu lagi…
Tak peduli berbagai ujian, cobaan, halangan, dan tantangan yang menghadang, jika kita punya satu nilai dalam keyakinan dalam diri, bahwa sukses adalah hak kita, maka jalan kesuksesan pasti akan selalu terbuka. Karena itu, seberat apapun perjuangan yang kita lakukan, seganas apapun padang gurun yang kita harus lewati, setinggi apapun gunung yang akan kita daki, seluas apapun samudra yang kita seberangi, tetaplah pelihara semangat ”Success is my right!” Tanamkan dalam diri, dan teruslah bekerja keras untuk mewujudkan semua mimpi. Harta tak ternilai itu ada dalam diri kita semua. Perjuangkan!!!
 Senin, 31 November 2011 (Rohmad Subhan)

Rabu, 26 Oktober 2011

Wake Up

Standard
Tak ada gunanya kau hanya terduduk lesu
Tak ada gunananya aku hanya menatap langit-langit cerah biru
Tak ada gunanya aku hanya murung di sudut tepi kamarku
Tak ada gunanya aku terus begini

Wake up….
Aku harus bangun sebelum sayap-sayapku kaku
Sebelum sayap-sayapku tak dapat ku kepakkan untuk terbang membahana
Sebelum jati diri hilang lenyap
Sebelum dinding kamar yang lusuh menertawakanku
Sebelum detak jam dinding semakin ribut menusuk telingaku

Kenapa ada matahari yang secantik itu ku acuhkan
Kenapa ada suara pipit yang elok itu ku hiraukan
Kanapa selama ini mataku buta karena gelap yang menyapa
Kenapa selama ini telingaku tuli karena tak ada tutup yang menutupi
Kenapa selama ini lidah kelu tak mampu menyucap sepatah kata
Atas semua yang aku alami dalam jurang kenestapaan…

Memang bodoh sekali aku ini..
Beribu kali dungu dari sekumpulan keledai sekalipun…
Anjing menggonggong…
Malaikat pergi mengabur jauh…
Tuhan pun duduk santai dipekarangan rumahnya

Selasa, 25 Oktober 2011

Tujuh Satria (Pemimpin) Negeri ini, Siapa yang Ke-7?

Standard
Tujuh “Satrio Piningit” Pemimpin Besar Negara Indonesia

Tujuh bukanlah angka yang keramat seperti angka tiga belas (angka sial) menurut versi dari berbagai kalangan. Angka tujuh merupakan angka keberuntungan Cristiano Ronaldo saat masih memakai seragam MU, gocekan yang dahsyat dan gol-gol yang spektakuler di ciptakan oleh pemain yang mempunyai nomor punggung tujuh ini. Disini saya tidak akan membahas tentang ini. Apa yang anda tahu dengan angka tujuh? Keberuntungan layaknya C. Ronaldo, ataukah sebaliknya?
Konon, ada 7 “satrio piningit”(jawa.red) atau dalam bahasa indonesianya adalah Satria Piningit yang muncul sebagai tokoh yang kemudian hari memerintah seluas wilayah “bekas” kerajaan Majapahit, berkenaan dengan itu banyak kalangan yang mencoba menafsirkan ke-tujuh satrio piningit tersebut. Ke-tujuh satrio piningit tersebut adalah :
1.       Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro
Soekarno atau yang kerap disapa Bung Karno. Tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro) pada masa kolonial Belanda saat menjajah negeri ini. Beliau akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor diseluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soekarno, proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia yang juga pemimpin besar revolusi dan pemimpin rezim orde lama. Berkuasa tahun 1945-1967.
2.       Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar
Tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga berwibawa/ditakuti (wibowo), namun akan mengalami suatu keadaan selalau dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan/kesalahan (kesandung kesampar). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden kedua Indonesia dan pemimpin rezim orde bar yan ditakuti. Brkuasa tahun 1967-1998.
3.       Satrio Jinumput Sumela Atur
Tokoh pemimpin yang diangkat/terpungut (jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (sumela atur). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden ketiga Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1998-1999.
4.       Satrio Lelono Tapa Ngrame
Tokoh pemimpin yang suka mengembara/keliling dunia (lelono) akan tetapi dia juga seorang yang mempunyai tingkat kejiwaan religious yan cukup/rohaniawan (tapa ngrame). Tokoh yan dimaksud dan ditafsirkan sebgai KH. Abdurrahman Wahid (gus dur), Presiden Keempat Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1999-2000.
5.       Satrio Piningit Hamong Tuwuh
Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (hamong tuwuh). Tokoh yang dimaksud ini tidak lain adalah Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republic Indonesia. Berkuasa tahun 2000-2004.
6.       Satrio Boyong Pambukaning Gapuro
             Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (boyong/dari menteri menjadi presiden) dan akan menjadi peletak dasar pembuka gerbang menuju zaman keemasan (pambukaning gapuro). Banyak pihak yang meyakini tafsir dari tokoh yang dimaksud adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan selamat memimpn bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan dengan kekuatan sang saria piningit atau setidaknya dengan spiritualitas sejati satria piningit yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak. Mengandalkan para birokrat dan teknokrat saja tak akan mampu menyelenggarakan pemerintahan dengan baik. Ancaman bencana alam, disintergrasi bangsa dan anarkhisme seiring prahara yang terus terjadi akan memandulkan kebijakan yang diambil.
7.       Satrio Pinandhito Sinisihan Wahyu
Siapakah satrio ini? Sampai sekarang belum diketahui siapa dan dari mana dia akan berasal. Gambarannya, (dia.red) tokoh pemimpin yang amat sangat religious sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang resi Begawan (pinandhito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum/petunjuk yang maha kuasa, dengan selalu bersandar hanya kepada yang maha kuasa, bangsa ini akan mencapai keemasan yang sejati.

Penafsiran datas seperti apa yan telah diramalkan oleh Prabu Joyoboyo yaitu suku kata Notonogoro (menyusun Negara). Wallahua’lam… Hanya Tuhan Maha Tahu untuk semua yang terbaik diberikan kepada makhluknya.

Note      : Sumber dari buku Ramalan Joyoboyo dalam bab Notonogoro (menyusun Negara)

Minggu, 23 Oktober 2011

Rhapsody Seorang Bidadari

Standard
Entah berapa purnama yang telah terlewati sejak pertama kali aku melihatnya dan mengenalnya. Kehidupanku selalu dipenuhi canda dan kisahnya. Jika malam diwarnai rembulan, hidupku selalu diwarnai olehnya. Dia memang cantik seperti namanya. Tapi, semakin  ku mengenalnya, kecantikan itu semakin membuatku tergila-gila. Entah apa yang kurasakan kini nyata ataukah hanya sebatas mimpi yang aromanya seperti sabun mandi yang semakin lama dipakai semakin habis pula aroma wangi yang di tebarkan olehnya. Ketika aku bilang dia cantik, dia selalu mengelak dan bahkan pergi menjauh ke sudut tepian yang paling sunyi. Dikiranya aku ngegombal, padahal aku ini bukan orang yang pintar untuk merangkai kata-kata. Apa yang aku ucapkan hanyalah apa yang ada dan mengaliriku, aku hanya ingin jujur tanpa sedikitpun menambahi atau menguranginya

Sebenarnya kata-kata tak cukup mampu melukiskan keindahan dan kecantikan yang dia pancarkan. Tapi, aku terus berusaha untuk mencoba, meski kata itu apa tak sampai pada tujuannya. Tapi, inilah aku yang sesunguhnya. Aku hanyalah makhluk biasa dan bahakan bisa dibilang gak ada sesuatu nlai jual yang perlu dipertaruhkan untuk diriku. Sepotong kain percapun tak pantas ditukar dengan diriku ini. Aku yang biasa terpesona oleh getaran halus suara indah dan rayuan bisa menggelepar dan kejang seketika waktu.

Bicara tentang kucing yang hari ini tidak mau makan karena sedang jatuh cinta dengan kucing tetangga, atau tentang anjing yang nakal mengikuti kemanapun tuannya melangkahkan kaki. Tertawa lagi, menertawakan segala yang bisa ditertawakan. Melepaskan segala beban, karena beban kadang memang tak perlu terlalu dipikirkan. Asal sebagai manusia kita sudah melaksanakan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Beban yang tentunya akan menghunus kita pada penderitaan yang tiada berujung. Hanya sesal dan air mata yan akan mengisi ronga-rongga kosong hati dan sudut mata yang tak perlu untuk mengeluarkan murtiara yang mahal harganya.

Suatu malam aku bertanya padanya, maukah dia memberikan senyum surgawinya untukku, tidak hanya untuk saat ini, tapi untuk sepanjang perjalananku menempuh kehidupan. Dia terdiam, menerawang dan akhirnya dia bilang dia juga takut kehilanganku. Lalu kutanya, maukah dia bersama denganku mencari arti dibalik semua ayat-ayat Tuhan yang tertulis maupun yang tercipta, mengarungi kapal bersama menuju teluk bahagia di ujung sana. Rona wajahnya berubah, dia kelihatan bingung, lama sekali dia terdiam, mengarahkan pandangan ke bumi, seakan menembus dan bertanya kepada bumi akan galaunya, kemudian ke langit, bertanya kepada bintang-bintang akan risaunya. Di remang-remang rembulan yang samar, dia membisikkan kepadaku, bahwa dia tak mau mengecewakanku.

" Biarkan aku sendiri beberapa purnama ini", dan kemudian dia pergi, melewati rumpun-rumpun padi yang kekuningan, dan menyeberangi sungai jernih itu. Pergi ke desanya yang diseberang. Aku hanya bisa terpaku di sini, kejadian itu begitu cepat, sampai aku tidak sempat mengucapkan sepatah kata pun. Aku berteriak memanggilnya, tapi suaraku ditelan oleh anggun langkahnya.

 Dia mungkin belum tahu, bahwa dia tak pernah mengecewakanku, dan tak akan pernah. Karena seperti yang aku bilang dulu ketika aku pertama kali menyatakan bahwa aku cinta padanya, bahwa cintaku apa adanya, kelebihan dan kekurangan itu adalah keniscayaan, bahkan bagi seorang bidadari seperti dia. Tak ada yang mampu memalingkan aku dari cintanya, karena cintaku bukan karena cantiknya, tapi karena kecantikan hatinya. Cintaku bukan pada keluarbiasaannya, tetapi karena usahanya untuk tetap menjadi biasa. Dan aku tahu setiap yang hidup akan beranjak tua, tapi aku yakin kecantikan hatinya abadi. Biarlah semua manusia silau akan aroma harum dan tebaran pesonanya, aku hanya akan mengagumi dia seperti adanya. Beberapa purnama, sungguh waktu yang sangat lama kurasakan. Aku hanya ingin dia kembali lagi, setiap malam yang berhiaskan rembulan bermain bersamaku, biarlah masa depan tetap menjadi masa depan.

Rabu, 19 Oktober 2011

Kapan Aku Mulai Terbangun?

Standard
Kapan aku mulai terbangun dari tidur ini
Dari keindahan dan kesejukan hingar kegelapan
Kapan aku mulai bangkit untuk berjalan
Tak perlu berlari mengejar yang tiada pasti

Terasa monoton untuk di tonton apalagi untuk dijalani
Terlalu sepi untuk menggonggong
Lukisan malaikat izroil yang berlumuran darah
Aroma kematian dan ketidak pastian yang selalu menjemput
Sesal hanyalah bayang
Tertelungkup lesu disudut kamar yang tak terawat

Kapan semuanya akan berakhir
Ketika nabi Musa datang membawa tongkatnya
Memecah kepalaku yang bulat besar ini
Ataukah ketika kesadaran telah menjadikanku gila

Hanya seberkas sinar kecil yang ku punya
Namun, hampir mati di terjang badai lanina yang ganas
Hanya setitik harap yang dapat kugenggam
Berjalan diatas ombang-ambing badai di samudra biru

Hah, apakah ini inginmu tuhan?
Ataukah ini pintaku ketika itu
Saat Engkau Tanya sebelum Engkau menurunkan aku ke bumi?

Bogor, 16 Oktober 2011

Senin, 17 Oktober 2011

Tuhan tidak pernah memberi apa yang saya minta

Standard
Tuhan tidak pernah memberi apa yang saya minta
*tersenyumlah setiap saat

Hidup memang tak lepas dari misteri, banyak hal yang sampai saat ini belum terpecahkan, banyak kejadian yang sampai saat ini sulit untuk menemukan jawabannya. Mungkin karena itulah manusia dituntut harus terus belajar untuk menyibak tabir misteri yang belum terbuka. Judul tulisan di atas mungkin sedikit aneh dan “propokatif”, judul tersebut tidak bisa dicerna secara mentah-mentah, harus ada pemahaman yang lebih, tentunya dengan membaca kelanjutan dari tulisan ini.
Ya memang saya akui bahwa selama ini yang saya rasakan dan saya pahami, bahwa Tuhan tidak pernah memberi apa yang saya minta, bahkan saya kadang merasa aneh ketika saya meminta kemudahan dalam segala hal. Ternyata malah yang datang kesulitan yang bertubi-tubi menghujam. Hal ini jelas membuat saya frustasi bahkan itu tak jarang membuat saya berburuk sangka pada Tuhan. Menghujat Tuhan dengan kata-kata kotor sekalipun. Bahkan saya tak jarang berfikir dan bertanya bukankah Tuhan Maha Mendengar, tapi kenapa apa-apa yang saya minta jarang langsung dikabulkan. Saya yakin banyak orang merasa seperti apa yang saya rasakan, terus apa yang seharusnya apa yang saya dan anda lakukan agar Tuhan mendengar dan mengabulkan doa kita?
Perasaan itulah yang sering muncul, dan semakin disesali justru akan semakin membuat kita terpuruk. Coba pernah tidak anda mengalami ketika anda memohon kepada Tuhan kekuatan, Tuhan malah memberi kita kesulitan. Ketika kita memohon untuk bisa menjadi manusia bijak, Tuhan malah memberi kita banyak masalah. Bahkan ketika saya meminta untuk menjadi manusia pemberani, Tuhan malah memberi kondisi sebagai seorang pengecut dan terburuk dibalik dinding tebal ketidak berdayaan, dan ketika saya memohon sebuah cinta, Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah. Tapi ada yang aneh disini ketika kita pikir lebih dalam, bahwa benar apa yang kita minta tidak di kasih, tetapi ternyata kita dikasih sesuatu masalah untuk kita hadapi.
Analogi sederhananya ketika kita minta makanan tapi ternyata Tuhan memberi kail buat kita. Bukan kah itu menjadi jawaban atas doa-doa kita selama ini, pernah tidak terbanyangkan kalau kita hanya diberi ikan, pasti ikan itu habis dan kita pasti akan meminta lagi. Beda dengan kita diberi kail, maka kail itu akan bisa menghidupi kita. Itulah mungkin jawaban Tuhan atas doa-doa saya selama ini, bahwa “ TUHAN TERNYATA TIDAK PERNAH MEMBERI APA YANG SAYA MINTA TETAPI TUHAN MEMBERI APA YANG SAYA BUTUHKAN”. Amazing,… sungguh Tuhan yag Maha Tahu akan semua hal.
Tuhan memberi semua kebutuhan yang saya minta, dan hal ini akan diketahui bagi mereka yang mau membuka hati dan tidak berburuk sangka pada Tuhan, bukankah Tuhan adalah sebagaimana prasangka mahluknya, kalau kita berprasangka baik, maka baik pulalah, begitu sebaliknya. Makanya cobalah mengungkap hikmah dibalik fakta, walaupun itu kedengarannya klasik, tapi tidak ada salahnya untuk dicoba…SALAM SUKSES !!!

Sebuah Keramat : Dalam hidup ini, banyak sekali kita merasa dikece wakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan ke indahan, ke sukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita? Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.

Sabtu, 15 Oktober 2011

Mosaic

Standard
Confused
Ridden,
Sad,
Upset,
Can not smile,
I can not think,
I can not translations
Whether what was there?
Flow through the day and my night ...
Either empty
However, I think contains
I can not write
I can not rhyme
Until just shut up and freeze as ice
In the rainy season
Melt,
Stagnate
And finally flooded my room ...

Whether should I write a melody or rhyme melancholy beauty
In line night sore paw
Remorse or distrust
Until all of them must occur and be

Ha .. ha .. ha ..
Hearty laugh entertain themselves ...
Every now and then ponder and drift ...
Either the powerful waves that dragged me up to what helpless
I see only ripples still water
Even without the slightest wave
There was no movement at all ...

Sometimes the roar of the engine mock a deaf ear
However, I heard them
My ears are deaf
Duh, unfortunately you
It's all my fault ...

Eitsss ... ...
... Briefly.
I'm not hearing impaired
It's just that my ears can only hear the bad
I never set it up for good
Either because it has been written in the book Lauhil Mahfouz
Or because I own the stupid ...


I gave a slap on both cheeks the sweet
Which is certainly not dimpled cheeks like a nymph
I purposely
Slapped for trying to wake me up from the unconscious ...
From a long dream that knows when the end ...
My cheeks flushed ...
Even ten minutes later I saw purple bruises
Like the color of the sky at twilight dim
So beautiful ...
Hahahahahaha ... ..

I wanted to demo ...
I want to protest ...
I want to complain ...
However, for what?
For who?
On who?
Stupid humans ...
I'm stupid ...
Ha .. ha .. ha ..

Basic dog who kept barking ...
Security who paid cheap vacant house ...
Quite simply with a sprig of bone remaining employer ...
Bark that will adorn when there is and the absence of the master ...

I was furious ...
Ah, pretty ... pretty ... pretty ...
I fear my words make you more crazy
Increasingly do not understand the words sleeves lined trash yan ...
As pajurit who competed on the battlefield ...
... Bam ... bam ... boooommmm.
Enemies come ...
Down ...
And finally I shot a hot tin shell
Pierce my little heart
And finally I and Izroil fly together
Looking at you from above the trus gawk
As if not believing that someone like me could die ....

Monday, 23:17 pm
Bogor, August 22, 2011

Kamis, 13 Oktober 2011

Standard
Sikap dan Keterbatasan
*tersenyumlah setiap saat

Tentunya anda pernah mendengar nama Thomas Alva Edison dan George Westinghouse. Dua nama yang telah disebutkan bukanah orang yang sukses dengan kelebihan dan kesempurnaan yang diturunkan begitu saja oleh Tuhan pencipta alam, melainkan mereka adalah orang-orang yang hidup dari sikap yang bermental baja, ulet dan pantang menyerah meski keterbatasan yang mereka miliki.
Thomas Alva Edison, dia diangap bodoh oleh lingkungannya terutama lingkungan sekolahnya. Dia akhirnya keluar dari sekolah karena lingkungan sekolah yang sama sekali tidak cocok untuknya. Tapi berkat kerja keras, berani mencoba dan berulang-ulang. Sejarah membuktikan, banyak hal paten dimilikinya dan terutama karyanya yang monumental adalah lampu listrik yang sampai sekarang ini kita pakai sebagai penerangan di gelapnya malam. Subhanallah….!!!
George Wstinghouse, dia juga dianggap bodoh dan lamban oleh pengajarnya dan diminta meninggalkan perguruan tinggi. Meskipun awalnya mengalami hal-hal yang negative dari lingkungannya ternyata dia memperoleh hak paten atas kreativitasnya lebih dari 400 buah. Dia juga berhasil membina kerajaan bisnisnya yang saat itu tidak banyak tandingannya. Diakhir hayatnya dia mengalami kelumpuhan tapi tetap memimpin proyeknya dari atas kursi roda dan meninggal dikelilingi sketsa-sketsa proyek terakhirnya.

Apa pelajaran berharga yang dapat kita cermati dan mengambilnya sebagai pembelajaran yang berharga dari kedua kisah orang yang dianggap bodoh diatas? Orang-orang yang dianggap bodoh itu tidak mau diam saja. Mereka tidak mau menerima pendapat negatif dari orang sekitarnya, dan sebaliknya memilih untuk menjadi salah satu yang paling kaya dan paling kreatif dalam sejarah.

Saya bertanya, bagaimana dengan kita? orang yang lulus sekolah, entah itu SMP atau SMA bahkan lulus perguruan tinggi. Tidakkah kita berkaca pada mereka yang dianggap bodoh oleh lingkungannya? Apakah kita juga akan menerima hal-hal negatif begitu saja dari lingkungan sekitar? Mereka yang dianggap bodoh saja bisa menjadi besar, kenapa kita tidak bisa?

Saya berharap mudah-mudahan saya (penulis.red), anda memilih untuk mempercayai diri sendiri dan mengejar impian walaupun orang lain memandang negatif tentang kemampuan anda.

Sebuah Keramat : Jenius adalah satu persen inspirasi dan sembilan puluh sembilan persen adalah keringat. Karena itu teruslah maju jangan hiraukan pandangan negatif, perlu anda ingat kembali bahwa layang-layang mampu terbang tinggi karena mampu melawan angin bukan menuruti angin. (Thomas Alva Edison)

Sikap dan Keterbatasan

Standard
Sikap dan Keterbatasan
*tersenyumlah setiap saat

Tentunya anda pernah mendengar nama Thomas Alva Edison dan George Westinghouse. Dua nama yang telah disebutkan bukanah orang yang sukses dengan kelebihan dan kesempurnaan yang diturunkan begitu saja oleh Tuhan pencipta alam, melainkan mereka adalah orang-orang yang hidup dari sikap yang bermental baja, ulet dan pantang menyerah meski keterbatasan yang mereka miliki.
Thomas Alva Edison, dia diangap bodoh oleh lingkungannya terutama lingkungan sekolahnya. Dia akhirnya keluar dari sekolah karena lingkungan sekolah yang sama sekali tidak cocok untuknya. Tapi berkat kerja keras, berani mencoba dan berulang-ulang. Sejarah membuktikan, banyak hal paten dimilikinya dan terutama karyanya yang monumental adalah lampu listrik yang sampai sekarang ini kita pakai sebagai penerangan di gelapnya malam. Subhanallah….!!!
George Wstinghouse, dia juga dianggap bodoh dan lamban oleh pengajarnya dan diminta meninggalkan perguruan tinggi. Meskipun awalnya mengalami hal-hal yang negative dari lingkungannya ternyata dia memperoleh hak paten atas kreativitasnya lebih dari 400 buah. Dia juga berhasil membina kerajaan bisnisnya yang saat itu tidak banyak tandingannya. Diakhir hayatnya dia mengalami kelumpuhan tapi tetap memimpin proyeknya dari atas kursi roda dan meninggal dikelilingi sketsa-sketsa proyek terakhirnya.

Apa pelajaran berharga yang dapat kita cermati dan mengambilnya sebagai pembelajaran yang berharga dari kedua kisah orang yang dianggap bodoh diatas? Orang-orang yang dianggap bodoh itu tidak mau diam saja. Mereka tidak mau menerima pendapat negatif dari orang sekitarnya, dan sebaliknya memilih untuk menjadi salah satu yang paling kaya dan paling kreatif dalam sejarah.

Saya bertanya, bagaimana dengan kita? orang yang lulus sekolah, entah itu SMP atau SMA bahkan lulus perguruan tinggi. Tidakkah kita berkaca pada mereka yang dianggap bodoh oleh lingkungannya? Apakah kita juga akan menerima hal-hal negatif begitu saja dari lingkungan sekitar? Mereka yang dianggap bodoh saja bisa menjadi besar, kenapa kita tidak bisa?

Saya berharap mudah-mudahan saya (penulis.red), anda memilih untuk mempercayai diri sendiri dan mengejar impian walaupun orang lain memandang negatif tentang kemampuan anda.

Sebuah Keramat : Jenius adalah satu persen inspirasi dan sembilan puluh sembilan persen adalah keringat. Karena itu teruslah maju jangan hiraukan pandangan negatif, perlu anda ingat kembali bahwa layang-layang mampu terbang tinggi karena mampu melawan angin bukan menuruti angin. (Thomas Alva Edison)

Rabu, 12 Oktober 2011

Sikap dan Bakat

Standard
Sikap dan Bakat
*tersenyumlah setiap saat

Apa bakat yang anda miliki?
Berselancar, menyanyi, menari, meniup seruling atau memanjat tebing tinggi tanpa tali keselamatan kah?
Bakat….bakat….bakat…bakat….bakat
Apa yang sebenarnya tentang “bakat” itu?
Tuhan menciptakan manusia dengan sempurna, dengan keunikan masing-masing dan dengan caranya sendiri. Dia tidak akan meninggalkan anda dan saya, karena Dia bukan seperti watch maker yang membuat lalu diserahkan pada orang lain untuk mengurusnya. Tuhan punya mekanisme tersendiri, Dia menciptakan apa yang disebut bakat, yakni potensi dasar yang dimiliki setiap anda dan saya.
Dengan bakat manusia dapat berkembang, dengan bakat manusia dapat bertahan, dengan bakat manusia dapat melakukan banyak hal, dengan bakat pula manusia dapat meningkatkan kemampuannya. Karena itu jangan pernah merasa diri tidak berharga, setiap orang punya bakat, kalau orang lain dapat melakukan sesuatu,andapun pasti bisa melakukannya. Pikirkanlah itu.

Bukanlah situasi dan kondisi yang anda, melainkan apa yang anda buat terhadap situasi dan kondisi itu, yang akan menentukan apa yang akan anda capai dengan hidup anda. Itu semua dipengaruhi oleh bakat yang ada dalam diri. Karena itu yang perlu anda lakukan adalah cuma memupuk dan mengarahkan bakat yang ada, setelah itu nikmatilah, anda akan merasakan bahwa segalanya akan berjalan dengan mudah, segalanya akan berjalan lancar dan segalanya akan respek dengan diri anda. Seiring dengan berjalannya waktu dan jam terbang anda, bakat akan terlihat mengkilat dan mengkilau sehingga orang disekitar akan merasakannya, akan melihatnya dan akan percaya dengan kemampuan anda.


Sebuah Keramat : Urusan kita dalam kehidupan bukanlah untuk bersaing, menang dan mendahului orang lain tetapi bersaing dengan diri sendiri, mendahului diri sendiri, berpacu dengan diri sendiri. Potensi atau bakat yang Tuhan ciptakan cukup untuk memulainya, tinggal berjuang, memupuk dan mengarahkannya. Kalau orang lain bisa kenapa diri ini tidak?

Minggu, 25 September 2011

Selamat Jalan Kawan (S. Masrofah/Science 2009)

Standard
         Senyuman itu takkan tergantikan. Takkan pernah kudapatkan lagi walau secuilpun. Kini dan nanti, hanya serpihan kenangan masa lalu yang silam yang masih tersisa bersama gelak tawa diantara denting jam dinding kelas yang usang dan berdebu. Beribu keceriaan yang kau taburkan menghunus semua penat yang tercipta di suatu ruangan sempit untukku dan untuk kita semua untuk menggapai asa. Menjadi yang tercerewet diantara yang cerewet. Meski terkadang kau menjadi orang yang menyebalkan menurutku.
            Namun, semuanya kini harus berakhir begitu saja. Berlalu begitu cepat hingga tak ada kuasa yang paling tinggi kecuali kuasanya yang telah memisahkan kita (Science MAHABA 2009) denganmu. Senyummu, tawamu, namamu, kejailanmu, dan semuanya yang pernah kau lakukan untuk kita. Takkan pernah terlepas begitu saja, takkan terlupakan begitu saja meski badai menerjang dan mengkaramkan kapal dilautan. Kau akan selalu menjadi TEMAN, SAHABAT, dan KELUARGA yang TERBAIK untuk kita. Meski raga kita semua takkan mampu lagi untuk bersua, namun kita semua yakin jiwa dan hatimu selalu hadir diantara riuh dan kelakar tawa dan kehidupan yang kita jalani sekarang ini. Rhyme in peace kawan…. Semoga semua amal ibadah dan kebaikan yang pernah kau lakukan diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa, semoga kau dapat diterima disisinya. Amien
Tak dapat kiranya aku lebih lanjut menuliskan semua ini, selamat jalan kawan…selamat jalan
Kita semua selalu merindukanmu….

Note : Teruntuk Sahabat Terbaik Kita Semua (Siti Masrofah) Science MAHABA 2009
Meninggal jam 14:07 WIB di Jepara
25 September 2011