Mengacu pada hal yang dimiliki pada diri setiap insan. Berbentuk bayang-bayang dan terkadang semu untuk dipikirkan. Namun, untuk mereka orang-orang yang membebaskan pikirannya dari belenggu dan rasa sakit akan terus menggenggam dengan apa yang dinamakan harapan, mimpi dan cita-cita. Walaupun terlihat kosong dan abstrak dimata para pengguna otak kiri yang notabene adalah mereka yang berpikiran rasional dan berjalan dalam koridor jalan yang telah ditentukan. Meskipun mereka bermimpi, namun mimpi mereka hanyalah dijadikan sebagai pemanis buaian malam semata dibawah dunia alam sadar.
Kebenaran apa yang terkandung dibalik definisi kata harapan, mimpi dan cita-cita yang ditafsirkan beragam dengan alasan tiap individu yang berbeda. Bukankah yang ada dan teralami sekarang ini lebih baik daripada berharap dari mimpi dan cita-cita yang entah bakal seperti apa di masa yang akan datang. Orang yang berpikir secara praktis tentunya menganggap bahwasannya kenapa harus berharap, bermimpi dan bercita-cta untuk masa depan yang enta kapan datangnya dan bakal seperti apa. Bukankah itu pekerjaan yang sia-sia dan cenderung menghamburkan waktu untuk bersenang-senan dalam masa kini?
James Turber mengatakan : Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatah sekitarmu dengan penuh kesadaran.
Seorang penulis terkenal pernah menuliskan dalam karyanya yang meledak dipasaran. Dia adalah seorang anak yang penuh mimpi dan erasal dari pulau yan kecil bahkan takkan terkenal jika dia idak menuliskannya, Andrea Hirata “Orang seperti kita hanya akan mati jika tanpa mimpi”. Bukanka kalmat barusan itu hanyala singkat dan terkesan tak berarti. Namun, lihat apa yang teralami olehnya. Bermimpi dari kecil untuk sekolah di Paris, Perancis dengan kondisi dan keadaan yang hampir bahkan mustahil untuk terwujud. Namun, apa yang terjadi mimpi itu digenggamnya begitu berat dan akhirnya mimpi-mimpi itu memeluknya hingga suatu ketika dia mendapatkan beasiswa pendidikan gratis ke Paris dengan sang pemimpi lainnya yang tak lain lagi adalah Arai sang pemimpi ulung.
Berawal dari harapan, mimpi dan cita-cita semua yang kita inginkan akan terwujud. Keyakinan dan keberanian adalah dua teman yang tak dapat dipisahkan. Segala yang terjadi, dimulai dengan harapan. Segala yang akan dicapai, dimulai dari mimpi yang melahirkan harapan bercita-cita. Apa yang kita mmpikan dan harapkan sekarang, bila kita bicar tentang setahun dua tahun kedepan? Apakah anda melihat masalah, dan segala sesuatu yan berantakan? Ataukah anda melihat peluang atau keberhasilan?
Tidak ada batas bagi imajinasi. Anda boleh mengkhayalkan dan bermimpi apa saja. Khayalan atau mimpi tidak bisa dibatasi realitas fisik, kesulitan keuangan, rasa takut, penolakan, dan apa saja yang mengurung anda di “Dunia Nyata”.
Bayangkan masa depan, dan biarkan diri anda melaju dengannya. Tinggalkan kendala dibelakang, dan tampilkan hidup yang ingin anda jalankan. Hidup yang anda ciptakan akan dimulai dari mimpi dan harapan anda. Ciptakan mimpi yang berujung harapan dan cita-cita terbaik, dan mulai bertindak untuk mewujudkannya.
Penjabaran dan definisi tentang harapan, mimpi dan cita-cta mngkn masih melayang-layang di garis khatulistiwa anda semuanya. Oleh karenanya berikut sedikit definisi oleh orang-orang hebat yang berhasil menafsirkannya;
Pertama datang dari seorang gadis yang cantik dan menarik hati setiap lelaki yang melirik. (ceeeiiillleee hiperbola banget ya… hehehe) dia berujar di siang yang panas;
Mimpi : “Terkadang tidak masuk akal”
Cita-cita : “Itu Rasional”
Harapan : “Ibaratnya pendorong kita untuk mencapai cita2 itu. Ibarat kata kalau cita2 itu pesawat terbang. Maka, mimpi itu adalah keinginan kita buat terbang. Harapan itu motivasinya, bisa dibilang mesin pesawat terbangnya dan cita-cita itu tujuan akhirnya.”
“Jadi pengen melambung keangkasa” akhir kalimatnya sambil tertawa lepas (Asti Latifah Hadiman yang kerap disapa Amoy).
Melanjutkan definisi tentang harapan, mimpi dan cita-cita.
“Harapan itu dibawah cita-cita. Tanpa harapan, manusia akan mati dan tergeletak tanpa daya ditempatnya berada. Namun ingat, harapan selamanya akan kau dapatkan. Siapkan hati untuk menerima segala kemungkinan yang ada” kalimat singkat dari seorang perempuan jelita kerap disapa Achil teman se-departemenku.
Selanjutnya datang dari seorang nona. Nona jaman sekarang yang mengenakan jilbab pelindung mahkotanya, benar sekali dia adalah nona Eska. Langsung saja kutuliskan kalimat yang dia ucapkan;
“Harapan = Peluang”
“Impian = Pemikiran irasional yang ingin dirasionalkan”
“Cita-cita = Ambisi rasional, mungkin untuk dicapai”
“Kesimpulannya adalah semua itu harus diwujudkan dengan satu metode yaitu “Tawakal dan Ikhtiar” (Astuti 2011) TM [Trade Mark].
Definisi pamungkas dari kawanku. Dia adalah lelaki yang tenar dengan nama Ucup (mungkin mirip ucup yang ada di Bajaj Bajuri) hehehe pisss…..
“Harapan, mimpi dan cita-cita? Serupa namun tak sama”
“Harapan itu awal mula dari cita-cita, dan mimpi adalah cikal bakal dari harapan dan cita-cita”
“Intinya, semua mengarah dan bermuara pada satu tujuan yang sama. Namun, mimpi terkadangtidak diwujudkan dalam kenyataan” (Pratama 2011).
Harapannya, definisi di atas tentunya sudah cukup memberikan gambaran tentang harapan, mimpi dan cita-cita. Sekarang tinggal bagaimana kita sebagai pengendali dan pelaku utama atau lakon dalam kehidupan masing-masing menyikapinya. Untuk anda yang yakin dengan harapan, mimpi dan cita-cita mualai dari sekarang tentukan mimpi dan harapan terbaik untuk hidup anda kedepannya dan laksanakan semua komponen pendukung yang ada untuk menjemput harapan tersebut menjadi nyata. Bagi yang pesimistis terhadap harapan, mimpi dan cita-cita silahkan untuk merenungkannya kembali. Isini saya tidak akan memaksakan kehendak anda (pembaca.red). Anda berhak untuk memilih, menentukan mana yang baik dan buruk untuk anda. Hidup ini adalah pilihan!!!
Bogor, 20 Mei 2011