Tak cukup kata untuk menjabarkan keindahan yang telah dia buat meski hanya sekejap. Mungkin aku bukan orang yang pandai untuk mengartikan semua rasa yang tercipta dan akhir-akhir ini berhasil menggapai hati yang telah lama kering akan namanya percintaan bahkan terlihat tandus dan bersemak. Memang indah dunia ini dicipta dengan cinta, dunia diciptakan saling berpasangan. Tiga hari setelah perpisahan itu, (ceiiileh, gaya banget gw nyebutnya perpisahan), tiga hari setelah senyuman manis itu yang terakhir kali ku lihat di Tanjung Benoa Nusa Dua Bali, eh yang benernya di salah satu restoran ternama di Jogja sampai saat ini masih melekat erat dalam bayang dan diskusi keseharianku. Bukannya aku melebih-lebihkan namun inilah kenyatannya, kenyataan yang selalu menggauliku dan memaksaku unuk mengingatmu, mengingat kamu “perempuan yang belum aku tahu namanya”. Jika aku bercerita tentangmu, banyak hal yang mungkin akan aku gambarkan dan lukiskan di kanvas putih tak bernyawa yang kini mulai tersedia di dalam hatiku. Namun aku takut juga jikalau salah melukiskan keindahan dirimu. Sedikit deskripsi yang dapat aku jabarkan tentang kamu ; perempuan yang berwajah indo-arab(mungkin), tinggi semampai, barisan gigi putih mentimun “wiji timun” (istilah jawa), senyum yang menarik dan masih banyak hal lain yang tidak bisa aku deskripsikan.
Tiga hari setelah perpisahan di Tanah Lot Dewata tesebut sampai saat ini membuat aku bertanya-tanya dan tetunya tanpa ada yang menjawab. Bertanya-tanya tentang kamu, siapa kamu sebenarnya, apa kesukaanmu, apa hobimu dan yang paling penting adalah siapa namamu? Jujur dari dalam hati yang paling dalam, aku ingin megenal kamu lebih dalam dan bahkan berharap menjadi pelabuhan yang terakhir sebagai salah satu proses pendewasaan diri. Apakah ini terlalu berlebih dan terlalu mengada-ada? Mungkin jawabnya adalah IYA!! Terlalu berharap dan terlalu mengada-ada, namun sebagai manusia yang gemar sekali bermimpi aku yakin mimpiku itu akan menjemput nyata. Menjemputmu dan menjadikanmu putri di singgasana hatiku.
Bogor, 14 Februari 2011
0 komentar:
Posting Komentar