Di tepian garis luar tempatku berteduh
Aku duduk seorang diri
Hanya sebatang rokok penuh racun yang menemani kesepianku
Asapnya menaburkan kedamaian meski sejenak
Menyusup masuk ke dalam alur pikir dan gundahku
Menyibak kesepian yang menguntit setia
Kepulan demi kepulan…
Setiap asap yang berhembus adalah harapan
Ada setitik doa yang terlantun dan mengudara
Melayang diantara butiran asap yang kian tinggi menyatu dengan mega-mega
Lewat asap aku bernyanyi…
Setiap tarikan dan hembusan adalah nyawa
Lewat asap aku bersenandung…
Bukan tentang kebahagiaan ataupun tawa
Hanya tentang melodi pilu dan kesepian
Bagai bumi yang merindu akan titik air untuk membasahi
Bagai keledai yang ingin keluar dari lubang pesakitan
Ha..ha…ha..ha…
Tawaku palsu…
Hanya untuk menghibur diri
Dibalik kesepian dan kerinduan yang meradang
Menendang dan membuatku tersungkur
Tanganku tak dapat lagi melukis
Garis-garis pucat wajahmu di langit
Tanganku tak mampu lagi…
Membengkokkan pelangi dan mengukir namamu…
Sepi disini…
Sepi….
Sepi sekali….
Bogor, 24 Juli 2011
0 komentar:
Posting Komentar