Senin, 11 Juli 2011

Apa yang seharusnya ku urai (tentangmu)

Standard
Maafkan aku…
Kini mulai rapuh,
Entah karena perbedaan atau apapun
Maafkan aku…
Mungkin tak dapat berdiri setegar dulu
Yang masih bisa tersenyum dalam tangis sekalipun
Yang masih bisa tertawa diatas luka yang menganga sekalipun

Namun, kini tampak berbeda
Entah karena matahari yang angkuh bercokol diatas pusara bumi
Entah karena matahari yang terus mencaci dan menghinaku
Entah karena bulan yang mulai enggan menyinari malamku
Entah karena burung pipit yang tiada berkicau di ranting kering cemara depan kamarku
Entah karena ilalang yang meranggas di padang tandus
Terlukis dalam benak disela pikir panjang pangeran galau
Sebuah nama yang mungkin menggelayut disetiap pikir…

Maafkan aku sayang…
Jika akhir-akhir ini aku tampak murung
Seperti keledai yang terjerembab di lubang pesakitan
Bukannya aku tak bahagia mendengar kata-katamu
Bukannya aku tak bahagia mendengar tawa dan celoteh manjamu
Namun, aku takut jika itu semua terbang jauh…
Terbang dengan kepakan sayap-sayap pelangi yang tak ku miliki

Maafkan aku sayang,…
Aku hanya butuh keteduhan dan kejernihan
Berpikir dengan rasa jernih dan sadar, sesadar-sadarnya…
Untuk hubungan kita…
Untuk perbedaan diantara kita…
Untuk semuanya antara kau dan aku…

Berat hati jika pada suatu masa dan ketika
Harus melepas seseorang yang benar-benar ku kasihi…
Butuh sedikit waktu untuk mencintaimu…
Namun, butuh bertahun-tahun bahkan hingga ajal keluar dari raga ini untuk melupakanmu
Aku tak ingin berpisah darimu sayang,….
Sebait melodi ini mengalun menjadi baitan doa selalu kupanjatkan
Untukku…
Untukmu…
Dan untuk kita….

Maafkan aku sayang….
Berkan waktu untukku merenungkan semua ini…

Bogor, 10 juli 2011

0 komentar: