Oleh :
Rohmad Subhan*
Aku tak
akan memaksa, karena yang kutahu cinta adala keikhlasan. Berdasar dari dalam
hati yang melahirkan perasaan. Perasaan yang sebenarnya, bukan kehendak yang
dipaksakan dan dibuat-buat. Jujurlah pada dirimu sendiri, bagaimana kau harus
berkata dan menyatakannya. Aku tahu perjalanan ini, semua yang ada dan telah
mengakar dalam jiwa masih seumur jagung. Tapi yakinlah, ini apa adanya. Tanpa
mengurangi dan menambahkan sedikitpun. Karena bintang kejora telah
mengajarakanku untuk selalu menjadi diri sendiri meski itu pahit dimata orang
lain.
Jikalau
kau merasa aneh dan beranggapan gak bakal secepat itu aku bisa suka pada lain
jenisku. Wajar saja, aku hanya coba menjadi orang yang berani menghadapi perasaanku
sendiri. Bukan menjadi seorang pecundang yang hanya menyimpan perasaannya
sendiri dan akhirnya aku mati dengan penasaran. Perasaanku ini adalah nyata
terhadapmu, butiran debu yang menjadi nafas dikedalam hariku mengiyakannya.
Hanya ada namamu dalam debu yang berantakan. Serangkai kata yang membentuk nama
N.M.A.T.De. biarlah tetap menjadi nafas, biarlah hujan tetap turun membasahi
bumi dan biarkanlah cinta ini ada dalam hati. Jangan pernah kau hunus dan
menjadikannya tiada, sebab aku tak sanggup jika harus terluka.
“aku tak
lelah akan penolakan, aku hanya letih hidup dalam kesendirian” bagia rumput
kecil yang hidup di gurun yang tandus, merasa sepi dan sendiri. Semoga lakumu
tak berubah karena secarik pesan malam itu. Semoga senyummu takkan goyah diterpa
badai kabut malam yang pekat gulita. Apapun itu akan aku terima, asal saja
semuanya baik-baik saja.
0 komentar:
Posting Komentar