Senin, 30 Mei 2011

Aku Hidup dengan Harapan, Mimpi dan Cita-cita

Standard

Aku hidup dikolong langit
Harapan, mimpi dan cita-cita
Makanan pokok yang aku cerna setiap saat
Dikala fajar menyingsing
Senja menerpa hutan belantara
Malam menyapa hembusan bayu basah

Aku hidup dengan harapan
Aku hidup dengan mimpi
Bermuara pada satu cita-cita
Jika dan kelak….
Seperti apa dan bagaimana,

Persetan dengan kalian yang acuh
Menganggapku  gila dengan harapan, mimpi dan cita-citaku ini
Toh, ini hidupku….
Bukan hidup kalian yang belum tentu ku bikin repot
Kenapa kalian mencaci?
Apa kalian iri?
Harapan, mimpi dan cita-cita yang kumiliki
Hanya dimiliki orang edan sepertiku

Mustahil?
Pasti itu yang kalian ucap…
Bodoh dengan syair pesimistis kalian semua
Syair yang tak bermakna dimataku
Kata-kata itu tak terjemahkan dalam kamus harianku
Kata-kata itu kujadikan penghias keranjang sampahku
Aku orang yang hidup karena harapan,
Aku orang yang bertahan karena mimpi
Dan aku akan terus maju karena cita-cita gilaku,
Bukankah itu indah?

Cukup untuk semua ejekan kalian
Hatiku keras layak batu
Omongan kalian adalah angin..
Datang dan cepat berlalu…
Hahahaha….

Bogor, 24 Mei 2011

Aku Hidup dengan Harapan, Mimpi dan Cita-cita

Standard

Aku hidup dikolong langit
Harapan, mimpi dan cita-cita
Makanan pokok yang aku cerna setiap saat
Dikala fajar menyingsing
Senja menerpa hutan belantara
Malam menyapa hembusan bayu basah

Aku hidup dengan harapan
Aku hidup dengan mimpi
Bermuara pada satu cita-cita
Jika dan kelak….
Seperti apa dan bagaimana,

Persetan dengan kalian yang acuh
Menganggapku  gila dengan harapan, mimpi dan cita-citaku ini
Toh, ini hidupku….
Bukan hidup kalian yang belum tentu ku bikin repot
Kenapa kalian mencaci?
Apa kalian iri?
Harapan, mimpi dan cita-cita yang kumiliki
Hanya dimiliki orang edan sepertiku

Mustahil?
Pasti itu yang kalian ucap…
Bodoh dengan syair pesimistis kalian semua
Syair yang tak bermakna dimataku
Kata-kata itu tak terjemahkan dalam kamus harianku
Kata-kata itu kujadikan penghias keranjang sampahku
Aku orang yang hidup karena harapan,
Aku orang yang bertahan karena mimpi
Dan aku akan terus maju karena cita-cita gilaku,
Bukankah itu indah?

Cukup untuk semua ejekan kalian
Hatiku keras layak batu
Omongan kalian adalah angin..
Datang dan cepat berlalu…
Hahahaha….

Bogor, 24 Mei 2011

Pesakitanku Karuniamu

Standard

Aku tertahan pada pusara pengabdian
Menjunjung segenap asa yang terpendam
Aku berdiri…
Aku berlari…
Aku terhenti…
Disudut yang entah gelap ataukah bercahaya…

Kuasa tuhan itu nyata
Sayang dan kasihnya yang sulit diterjemah bahkan mustahil untuk ditafsirkan
 Menjadikan aku berpikir dan mencerna
Apa yang telah masuk dan keluar
Baik atau buruk…
Aku meracau…
Aku bersyukur…
Nikmat atas pesakitan yang Engkau beri

Aku tersadar…
Aku kecil….
Buih dilautan yang tak Nampak…
Tergerus gelombang dahsyat samudra pesakitan..

Thanks to you…
Oh god, apa yang aku miliki semuanya adalah milikmu
Dan akan kuserahkan kapan saja jika kau mau…

Bogor, 28 mei 2011

Jumat, 20 Mei 2011

Harapan, Mimpi dan Cita-cita

Standard

Mengacu pada hal yang dimiliki pada diri setiap insan.  Berbentuk bayang-bayang dan terkadang semu untuk dipikirkan. Namun, untuk mereka orang-orang yang membebaskan pikirannya dari belenggu dan rasa sakit akan terus menggenggam dengan apa yang dinamakan harapan, mimpi dan cita-cita. Walaupun terlihat kosong dan abstrak dimata para pengguna otak kiri yang notabene adalah mereka yang berpikiran rasional dan berjalan dalam koridor jalan yang telah ditentukan. Meskipun mereka bermimpi, namun mimpi mereka hanyalah dijadikan sebagai pemanis buaian malam semata dibawah dunia alam sadar.
Kebenaran apa yang terkandung dibalik definisi kata harapan, mimpi dan cita-cita yang ditafsirkan beragam dengan alasan tiap individu yang berbeda.  Bukankah yang ada dan teralami sekarang ini lebih baik daripada berharap dari mimpi dan cita-cita yang entah bakal seperti apa di masa yang akan datang. Orang yang berpikir secara praktis tentunya menganggap bahwasannya kenapa harus berharap, bermimpi dan bercita-cta untuk masa depan yang enta kapan datangnya dan bakal seperti apa. Bukankah itu pekerjaan yang sia-sia dan cenderung menghamburkan waktu untuk bersenang-senan dalam masa kini?
James Turber mengatakan : Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatah sekitarmu dengan penuh kesadaran.
Seorang penulis terkenal pernah menuliskan dalam karyanya yang meledak dipasaran. Dia adalah seorang anak yang penuh mimpi dan erasal dari pulau yan kecil bahkan takkan terkenal jika dia idak menuliskannya, Andrea Hirata “Orang seperti kita hanya akan mati jika tanpa mimpi”. Bukanka kalmat barusan itu hanyala singkat dan terkesan tak berarti. Namun, lihat apa yang teralami olehnya. Bermimpi dari kecil untuk sekolah di Paris, Perancis dengan kondisi dan keadaan yang hampir bahkan mustahil untuk terwujud. Namun, apa yang terjadi mimpi itu digenggamnya begitu berat dan akhirnya mimpi-mimpi itu memeluknya hingga suatu ketika dia mendapatkan beasiswa pendidikan gratis ke Paris dengan sang pemimpi lainnya yang tak lain lagi adalah Arai sang pemimpi ulung.
Berawal dari harapan, mimpi dan cita-cita semua yang kita inginkan akan terwujud. Keyakinan dan keberanian adalah dua teman yang tak dapat dipisahkan. Segala yang terjadi, dimulai dengan harapan. Segala yang akan dicapai, dimulai dari mimpi yang melahirkan harapan bercita-cita. Apa yang kita mmpikan dan harapkan sekarang, bila kita bicar tentang setahun dua tahun kedepan? Apakah anda melihat masalah, dan segala sesuatu yan berantakan? Ataukah anda melihat peluang atau keberhasilan?
Tidak ada batas bagi imajinasi. Anda boleh mengkhayalkan dan bermimpi apa saja. Khayalan atau mimpi tidak bisa dibatasi realitas fisik, kesulitan keuangan, rasa takut, penolakan, dan apa saja yang mengurung anda di “Dunia Nyata”.
Bayangkan masa depan, dan biarkan diri anda melaju dengannya. Tinggalkan kendala dibelakang, dan tampilkan hidup yang ingin anda jalankan. Hidup yang anda ciptakan akan dimulai dari mimpi dan harapan anda. Ciptakan mimpi yang berujung harapan dan cita-cita terbaik, dan mulai bertindak untuk mewujudkannya.
Penjabaran dan definisi tentang harapan, mimpi dan cita-cta mngkn masih melayang-layang di garis khatulistiwa anda semuanya. Oleh karenanya berikut sedikit definisi oleh orang-orang hebat yang berhasil menafsirkannya;
Pertama datang dari seorang gadis yang cantik dan menarik hati setiap lelaki yang melirik. (ceeeiiillleee hiperbola banget ya… hehehe) dia berujar di siang yang panas;
Mimpi : “Terkadang tidak masuk akal”
Cita-cita : “Itu Rasional”
Harapan : “Ibaratnya pendorong kita untuk mencapai cita2 itu. Ibarat kata kalau cita2 itu pesawat terbang. Maka, mimpi itu adalah keinginan kita buat terbang. Harapan itu motivasinya, bisa dibilang mesin pesawat terbangnya dan cita-cita itu tujuan akhirnya.”
“Jadi pengen melambung keangkasa” akhir kalimatnya sambil tertawa lepas (Asti Latifah Hadiman yang kerap disapa Amoy).

Melanjutkan definisi tentang harapan, mimpi dan cita-cita.
“Harapan itu dibawah cita-cita. Tanpa harapan, manusia akan mati dan tergeletak tanpa daya ditempatnya berada. Namun ingat, harapan selamanya akan kau dapatkan. Siapkan hati untuk menerima segala kemungkinan yang ada” kalimat singkat dari seorang perempuan jelita kerap disapa Achil teman se-departemenku.
Selanjutnya datang dari seorang nona.  Nona jaman sekarang yang mengenakan jilbab pelindung mahkotanya, benar sekali dia adalah nona Eska. Langsung saja kutuliskan kalimat yang dia ucapkan;
“Harapan = Peluang”
“Impian = Pemikiran irasional yang ingin dirasionalkan”
“Cita-cita = Ambisi rasional, mungkin untuk dicapai”
“Kesimpulannya adalah semua itu harus diwujudkan dengan satu metode yaitu “Tawakal dan Ikhtiar” (Astuti 2011) TM [Trade Mark].

Definisi pamungkas dari kawanku. Dia adalah lelaki yang tenar dengan nama Ucup (mungkin mirip ucup yang ada di Bajaj Bajuri) hehehe pisss…..
“Harapan, mimpi dan cita-cita? Serupa namun tak sama”
“Harapan itu awal mula dari cita-cita, dan mimpi adalah cikal bakal dari harapan dan cita-cita”
“Intinya, semua mengarah dan bermuara pada satu tujuan yang sama. Namun, mimpi terkadangtidak diwujudkan dalam kenyataan” (Pratama 2011).

Harapannya, definisi di atas tentunya sudah cukup memberikan gambaran tentang harapan, mimpi dan cita-cita. Sekarang tinggal bagaimana kita sebagai pengendali dan pelaku utama atau lakon dalam kehidupan masing-masing menyikapinya. Untuk anda yang yakin dengan harapan, mimpi dan cita-cita mualai dari sekarang tentukan mimpi dan harapan terbaik untuk hidup anda kedepannya dan laksanakan semua komponen pendukung yang ada untuk menjemput harapan tersebut menjadi nyata. Bagi yang pesimistis terhadap harapan, mimpi dan cita-cita silahkan untuk merenungkannya kembali. Isini saya tidak akan memaksakan kehendak anda (pembaca.red). Anda berhak untuk memilih, menentukan mana yang baik dan buruk untuk anda. Hidup ini adalah pilihan!!!

Bogor, 20 Mei 2011

Selasa, 17 Mei 2011

Love story “Ketika Gajah Cinta Kucing”

Standard

Pernahkah terdengar ditelinga kita semua bahwa ada sebuah cerita yang sangat unik namun beginilah adanya. Nyata tanpa karangan yang sering dibuat oleh penulis naskah sinetron di televise yang kerap terlihat dilayar kaca. Cerita percintaan, bukan sekedar percintaan yang selalu terpercik dengan cerita cinta manusia yang sering kita dengar. Cinta memang indah, seindah hiasan langit di malam hening berbalut bintang gemintang.   Wangi, sewangi bunga kasturi yang menebarkan bau khasnya.
              Tak sedikit orang yang mengagungkan cinta, tak sedikit pula yang benci karena cinta. Namun, semua itu adalah warna yang indah dalam dunia ilusi bahkan menjelma nyata. Apa yang buruk bisa menjadi baik, mereka yang sedih bisa menjadi ceria, mereka yang terluka dapat berganti kebahagiaan yang abadi semuanya bisa terjadi karena adanya cinta. 
Kalau ditelisik lebih dalam mengenai apa yang dinamakan cinta mungkin tak cukup sedikit penjabaran yang mampu mewakili definisi cinta ataupun sedikit pengertian tentang cinta. Hah, kenapa terlalu repot harus mendeskripsikan sesuatu yang abstrak jika semuanya bisa kita nikmati dan jalani dalam nyata. Cinta bukanlah untuk dideskripsikan, cinta bukan untuk di kata-kata. Namun, cukup bagiku untuk merasakan dan menjalani apa yang dinamakan oleh cinta.
Tahukah kalian kalau ternyata di dunia ini ada cerita cinta tentang seekor gajah dan kucing? Pasti kalian belum pernah memikirkannya apalagi mendengarnya. Berbahagialah kalian, karena disini akan diceritakan cerita tentang gajah dan kucing yang saling mencinta. Bukan cerita dongeng, fable ataupun legenda yang meraung-raung yang hingga kini membekas ditelinga cucu adam. Cerita ini hanya beredar diabad 21 ini. Disaat usiaku belum genap sepertiga abad umur ayahku.
Ketika gajah cinta kucing, aneh memang kalau dinalar dengan pemikiran orang sadar dan pintar sekalipun hal ini tak akan pernah ada dan gak bakalan terjadi didunia ini. Namun, disini sungguh terjadi adanya. Luar biasa dan mengejutkan banyak orang hingga alam semestapun bertasbih menyebut nama sang pencipta yang tidak di ragukan lagi ke-Kholiq-kan Nya.  Subhanallah…
Kisah percintaan yang dijalin dimulai ketika pertemuan mereka disuatu pulau yang terkenal dengan ke-eksotisan pesona alamnya empat bulan silam. Entah dimulai dari mana sang gajah mulai menjatuhkan hati pada kucing yang mempunyai mata biru itu. Mungkn karena sang malaikat yang telah diutus untuk menebarkan benih-benih perasaan kehati gajah.
Hari-hari berlalu begitu cepat melesat memecah khatulistiwa. Pesona bulan yang ingin dijamah dengan tangan kosong nampaknya tak berhasil direnggut hinga kepulan asap mulai menjadi kobaran api. Rapalan jejak masa silam. Pesona keindahan muara surga yang menyeruak muncul kepermukaan. Denting waktu terus bergema diantara gemericik daun kering yang mulai berguguran dari dahannya. Hanya obrolan-obrolan kusir tanpa arah yang kerap muncul dan mengalir dalam diskusi hari-hari sang gajah dan kucing, melewati pantulan sinyal-sinyal tak berwujud. Konversinya hanyalah suara, tawa dan candaan yang mereka gemakan dan terkadang juga serius. Gajah dan kucing menjalani hari-hari seperti biasa tanpa bias apapun. Dentuman perasaan rindu yang menggebu dirasakan kapal hati yang berlayar tanpa seorang nahkoda.
Empat bulan berlalu hingga ahirnya pada suatu hari di siang yang terik. Sang gajah memutuskan untuk menghampiri dan menjenguk permaisuri hatinya (harapan.red). Mengabaikan  semua yang akan terjadi dan terlukiskan. Akhirnya disuatu malam penantian yang panjang itu berakhir. Sang gajah dipertemukan dengan kucing pemilik mata biru itu disuatu tempat dan waktu yang tak bisa dilukiskan. Berjalan bersama menyusuri koridor-koridor gelap yang entah kemana arahnya. Hingga pada suatu tempat berhenti dan becerita tentang banyak. Keseharian, aktivitas dan banyak hal lain yang mereka obrolkan. Rasa nyaman diantara keduanya, rasa ingin meiliki dan menjaga sang gajah itu ternyata menerjemah menjadi sebait kalimat yang tak bisa gajah ungkapkan begitu saja pada si kucing.
Entah berawal darimana. Apakah dari pertemuan yang hanya sekejap ataukah diskusi yang terkembang diantara keduanya selama berbulan-bulan. Memang benar kata orang kalau cinta tidak diketahui kapan datang dan perginya. Kadang begitu cepat kadang juga lambat merayap di atas aspal bebatuan yang sempit. Perasaan cinta dan saying yang dipunyai sang gajah begitu hebat hingga menggetarkan nalurinya sebagai seorang lelaki. Sang kucing dengan anggun bersolek dihiasi mahkota kewanitaan yang terpancar dengan beribu pesona  melukiskan kebahagiaan. Senyumnya yang kerap kali membuat mata para lelaki tertuju padanya dan menginginkannya sebagai nahkoda dalam hati mereka. Sungguh agung karya yang diciptakan oleh sang kuasa. Tak seorangpun yang mampu menolak keindahan kucing itu.
Lidah kelu, tak mampu berucap sepatah katapun. Melihat binar mata yang membelalak didepan mata sang gajah. Hanya senyum yang mampu diurai, bukan kata-kata yang bergulat malam itu. Terkadang apa yang menurut kita mudah diucapkan bukan berarti selalu bisa diungkapkan.
Malam itu langkah berat sang gajah meninggalkan istana megah yang dihuni sang kucing. Apa yang dirasa malam itu sulit untuk diterjemah, bahkan sesadar manusia sekalipun. Langkah beratnya bukan tanpa alasan. Esok sang gajah harus kembali ketempat peraduannya yang jauh ditengah rimba belantara ilmu.artinya esok pula harus kembali lagi berjarak dengan putri kucing yang jelita dan menawan.
                Bangku-bangku kosong melongo tertawa memandangi sang gajah yang terduduk lesu sendiri dibawah cahaya bulan yang mulai tertutup oleh awan gelap. Akhirnya diputuskan untuk menyatakan perasaannya yang menghimpit dan menggebu dalam sanubarinya. Tak ada jawaban. Namun, pada suatu hari yang berbeda dengan latar dan setting yang berbeda pula akhirnya terjawab sudahlah apa yang selama ini menjadi harapan yang tergambar jelas dalam dinding beton tak bertuan. Sang gajah pun senang atau bahagia mendengar jawaban tersebut meski dengan syarat yang mungkin cukup untuk menghunus harapan yang ada. Tapi tak apalah, ini memang kehidupan yang ada. Kadang kejam, kadang juga membahagiakan. Mungkin kita tak dapat bersatu didunia nyata karena beberapa alasan yang tak hakiki. Namun, masih ada harapan yang abadi kelak dikehidupan kedua. Semoga kita dipertemukan kembali dan merajut semuanya bersama. Tak terpisahkan untuk selamanya. Sang gajah berkata dalam hati penuh harapan dan doa yang terus menggema dalam sanubari yang paling dalam.  Begitulah ceritanya, awal dimana sang gajah menemukan cinta dan akhirnya mendapatkan cinta nya dengan putri kucing meski takkan hakiki dan mutlak sampai akhir.  
Pembaca (red) pasti bingung dengan cerita barusan. Untuk menghindari yang tidak diinginkan dan membingungkan akan saya ceritakan siapa gajah dan kucing itu sebenarnya. Cerita diatas adalah cerita saya sendiri bagaimana saya mendapatkan cinta dan kasih dari seorang kucing. Kenapa saya menyebut diri saya gajah?  Hal ini sudah pernah saya jelaskan dalam postingan blog sebelumnya. Silahkan mencarinya. Kucing? Kalian pasti bertanya siapa dia? Benar sekali dia adalah kucing bernama asli Lutfiana atau kerap ku sapa kucing (Fhina). Dia adalah gadis yang kini menjadi permaisuri dalam singgasana hatiku. Penebar cahaya di kegelapan hatiku. Pembawa sinar disaat aku anggap pagi adalah malamku. Thanks to fhina untuk kesempatan dan hatinya yang bolehku jaga dan mereguk sedikit kebahagiaan bersamamu. Love you more than you know. Love you forever and whenever!!!

Bogor, 14 Mei 2011